28.5 C
Mataram
Jumat, 19 April 2024
BerandaBerita UtamaBulog NTB Kirim 70 Ribu Ton Beras ke 9 Provinsi Defisit

Bulog NTB Kirim 70 Ribu Ton Beras ke 9 Provinsi Defisit

Mataram (Inside Lombok) – Perum Bulog NTB sepanjang 2022 ini telah menyuplai sekitar 70 ribu ton beras ke sembilan provinsi di Indonesia. Pengiriman beras ke luar daerah ini dilakukan untuk menstabilkan ketersediaan dan harga pangan di daerah yang defisit.

Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB, Abdul Muis mengatakan sembilan provinsi yang menjadi tujuan pengiriman beras ini terutama daerah defisit. Tentunya ini bagian dari pemerintah maupun direksi Bulog untuk menjaga ketersediaan stok antar wilayah dan stabilisasi harga. Sehingga NTB tidak hanya menjaga stabilitas harga wilayah NTB, dengan tetap berkontribusi dalam hal menjaga stabilitas harga di provinsi lain dengan mengirim stok yang ada di NTB ke daerah tersebut.

“Dari total 115 ribu ton beras NTB, kita sudah kirim 70 ribu atau sekitar 70 persen dari total stok, sisanya kami salurkan ke NTB. Dan stoknya aman 5 bulan kedepan,” ujar Muis, Senin (5/12).

Pengiriman beras ke sembilan provinsi di antaranya ada Jambi sebanyak 1000 ton beras, Bengkulu 500 ton, Sumatera Barat 500 ton, Bali 6000 ton, NTT 29.000 ton, Sumatera Utara 11.000 ton, Kalimantan Barat 2000 ton, Kalimantan Tengah 8.300 ton dan DKI 16.000 ton. Di mana jumlah beras yang dikirim tidak banyak dan tidak ada pengiriman lagi untuk di 2022 ini, karena sudah mencukupi permintaan kebutuhan di daerah tersebut.

- Advertisement -

“Jadi kemarin itu pengiriman terakhir sumatera barat 500 ton dan Bengkulu 500 ton. Satu hal yang perlu kita apresiasi, tidak hanya tersedia untuk regional tapi kita mampu secara nasional (pasokannya, red),” jelasnya.

Manfaat yang diterima Bulog NTB dengan adanya pengeluaran stok yang cukup besar akan mendorong serapan untuk panen berikutnya. Awalnya NTB memiliki stok 115 ribu, kemudian sekitar 70 ribu ton dikirim keluar, makanya ada ketersediaan ruang yang cukup memadai sehingga tidak ada alasan Bulog NTB untuk panen berikutnya tidak menyerap gabah petani.

“Bahkan ruang yang kami miliki itu penuh sebelumnya, sehingga melakukan kerjasama kita menggunakan gudang milik swasta. Dengan ada penyerapan akan ada ruang untuk menyerap dipanen selanjutnya,” tuturnya.

Sementara itu, dalam hal ketersediaan NTB cukup aman dan cukup tersedia, mulai dari Bima, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur, Mataram. Selain itu, pihaknya terus berjaga jaga dalam akhir tahun. Pada natal dan tahun baru akan terjadi peningkatan permintaan beras yang harus dijaga ketersediaannya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer