31.5 C
Mataram
Selasa, 19 Maret 2024
BerandaBerita UtamaBupati: Satgas dan Pemda Lombok Tengah Mulai Loyo Tangani Covid-19

Bupati: Satgas dan Pemda Lombok Tengah Mulai Loyo Tangani Covid-19

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Bupati Kabupaten Lombok Tengah, H. Suhaili FT mengumpulkan Satgas Covid-19, Selasa (30/6/2020) siang di Pendopo Bupati.

Satgas Covid-19 yang merupakan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) beserta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait itu dikumpulkan untuk memacu kembali semangat mereka dalam mengantisipasi gelombang ke dua kasus Covid-19 di tengah persiapan menuju era new normal.

Menurut dia, Tim Satgas Covid-19 saat ini sudah mulai loyo. Sementara kasus Covid-19 semakin mengkhawatirkan di tengah situasi masyarakat yang sudah mulai abai terhadap pencegahan protokol Covid-19.

“Gugus tugas Covid-19 saat ini semakin loyo. Kalau dulu tiap sore kita saling tanya bagaimana. Kalau sekarang tidak peduli”,katanya.

- Advertisement -

Diakui bahwa Tim Satgas Covid-19 dan Pemda juga sudah mulai lelah dan jenuh. Di samping itu, anggaran penanganan Covid-19 ini juga sudah mulai keteteran.

“Kemudian kemampuan dari sumber daya, keuangan juga sudah mulai keteteran”,ujarnya.

Tercatat, jumlah pasien Covid-19 di Lombok Tengah yang saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 17 kasus. Dengan jumlah itu, Lombok Tengah menempati urutan ke empat kasus Covid-19 di NTB.

Angka tersebut, menurutnya tidak bisa membuat Pemda dan Tim Gugus Tugas merasa puas diri. Karena kondisi yang ada senyatanya adalah, Covid-19 di Lombok Tengah masih mengkhawatirkan.

Hal itu mengingat pola hidup masyarakat kembali seperti dulu saat belum ada kesadaran untuk menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

“Masih pada tingkat kekhawatiran yang amat sangat tinggi”,katanya.

Di samping itu, kalau mengacu pada ketentuan WHO, presentase penduduk yang sudah dirapid masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk.

Sehingga kalau dilakukan rapid tes lebih luas, diperkirakan jumlah kasus Covid-19 akan semakin tinggi. Sehingga harus dilakukan upaya untuk mencegah lonjakan kasus dalam upaya menuju era new normal.

“Makanya saya kumpulkan di sini agar jangan loyo. Ini masih bahaya. New normal yang paling berat adalah mengajak, menggerakkan dan mengawasi”,kata Suhaili.

- Advertisement -

Berita Populer