Mataram (Inside Lombok) – Pariwisata NTB yang sempat vakum dua tahun belakangan akibat pandemi Covid-19 saat ini mulai bergeliat lagi. Terutama setelah mendapat angin segar dari banyaknya kunjungan wisatawan di sejumlah kawasan strategis pariwisata.
Ramainya wisatawan yang berkunjung bahkan membuat sekitar 95 persen properti hotel di NTB sudah beroperasi normal. Tingkat hunian kamar pun mulai naik mencapai 60 persen.
“Sudah boleh kita katakan 95 persen properti kita sudah beroperasional. Walaupun saat ini ada juga properti kita belum beroperasi masih tengah pembenahan hotelnya dampak covid dan juga menata ulang hotelnya,” tutur Sekretaris Dinas Pariwisata provinsi NTB, Lalu Hasbulwadi, Selasa (9/8).
Diakui, kondisi sekarang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya. Apalagi dengan dibukanya travel koridor di jalur transportasi udara dan darat, sehingga pariwisata NTB menjadi cukup siginifikan kebangkitannya.
Sebagai gambaran, di Tiga Gili rata-rata satu hari jumlah wisatawan mencapai 1900 orang, baik lokal, domestik maupun mancanegara. Tingkat hunian di setiap hotel pun disebutnya rata-rata mencapai 85 persen di Tramena (Trawangan, Meno, Air).
“Tentunya ini juga kalau kita koneksinya yang di darat, Senggigi dan lainnya itu sudah bisa mencapai 60 persen hunian hotel kita,” ujarnya.
Tentunya ini juga dampak dari promosi-promosi dan dampak dari kebijakan pemerintah yang sudah mulai melonggarkan pergerakan wisatawan domestik maupun mancanegara. Meskipun sekarang ini ditengah kenaikan harga tiket pesawat yang cukup melambung tinggi.
Meski demikian tidak terlalu berpengaruh bagi wisatawan-wisatawan yang memang budget atau dana lebih untuk berwisata, terutama wisman. “Terutama sekali destinasi pariwisata kita yang memang segmen pasarnya global. Ya artinya tidak terlalu berpengaruh dengan tiket yang disinyalir yang masih cukup melambung tinggi, ya tentunya lagi nanti ada kebijakan dari pemerintah,” jelasnya.
Kebijakan yang diharapkan dapat diberikan oleh pemerintah pusat yakni misalnya penurunan harga tiket, penambahan jumlah flight atau pembukaan mungkin flight baru, baik penerbangan langsung maupun tidak. “Itu juga akan semakin menambah jumlah wisatawan kita ke NTB,” ucapnya.
Sementara itu, dengan tingkat hunian kamar hotel di NTB mencapai sekitar 60 persen, angka ini masih sekitar kawasan strategis pariwisata NTB. Jika diakumulasikan yakni di Senggigi sekitarnya, Mataram sekitarnya, Kuta, termasuk Sembalun itu tingkat hunian tinggi. Bahkan di hari-hari tertentu, seperti hari libur cukup banyak wisatawan menginap.
“Weekend itu sulit mendapat akomodasi. Kita punya akomodasi penuh, terutama kunjungan domestik, lokal maupun wisnus,” terangnya.
Sementara di Tiga Gili mancanegara lebih banyak dan boleh dikatakan hampir semua villa, bungalow, tamu-tamu merupakan wisatawan mancanegara. Sangat sedikit kuantitasnya jika tamu domestik di tiga Gili. Begitu juga di Senggigi di villa rata-rata wisman yang menginap, karena juga villa itu rate-nya lebih mahal dibanding hotel berbintang. (dpi)