Lombok Timur (Inside Lombok) – Proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) pantai selatan Lombok Timur (Lotim) kembali mendapat penolakan dari masyarakat. Aksi penolakan atas program yang diinisiasi pemerintah pusat tersebut datang dari beberapa desa.
Sebelumnya, aksi penolakan proyek SPAM pantai selatan Lotim itu juga disuarakan masyarakat di Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur. Bahkan warga sempat mendatangi dan berusaha menutup lokasi proyek pendistribusian air itu.
Saat ini, gelombang penolakan atas proyek itu kembali datang. Ratusan massa dari beberapa desa, antara lain Desa Rumbuk, Padamara, Lepak, dan Sangiang ikut menyuarakan penolakannya dengan datang langsung ke Desa Kotaraja di lokasi induk proyek SPAM tersebut.
Dari informasi yang didapatkan Inside Lombok di lokasi, beberapa desa yang ikut menyuarakan penolakan tersebut lantaran merasa dirugikan atas SPAM tersebut. Terutama soal menyusutnya air irigasi bagi para petani di beberapa desa yang menyuarakan penolakan.
“Kita petani di beberapa desa tentu rugi juga karena debit air irigasi yang akan kita dapat tentunya akan jauh lebih kecil,” ungkap Amaq Jae, salah satu peserta aksi, Selasa (30/05/2023).
Sementara itu, Kepala Desa Kotaraja, L. Supiandi menegaskan pihaknya juga telah melakukan penolakan atas dijadikannya Kotaraja sebagai induk pembangunan SPAM tersebut. Proyek itu pun telah dihentikan sementara pengerjaannya. “Ini sudah dihentikan sementara waktu, sesuai dengan kesepakatan kita di desa dengan Pemda Lotim,” terangnya.
Supiandi juga menyatakan pihaknya dan sebagian besar warga Kotaraja menolak proyek tersebut, sehingga ia meminta kepada massa dari berbagai desa untuk melakukan protes ke pemangku kebijakan. “Posisi kita juga saat ini sama, yakni menolak. Namun sebaiknya bapak-bapak menyuarakan ke pejabat yang berwenang mengeluarkan kebijakan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, massa mengancam dengan tegas akan turun aksi lagi menyuarakan penolakan ke lokasi pembangunan apabila proyek SPAM itu dilanjutkan. Menanggapi gelombang penolakan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, M Juaini Taofik menjelaskan bahwa program SPAM itu sangat penting bagi masyarakat di bagian selatan Lotim, yang setiap tahunnya dilanda kekeringan.
“SPAM ini bukan untuk masyarakat selatan saja, melainkan peruntukannya untuk 39 desa di 6 kecamatan yang krisis air bersih,” ungkapnya. Persentase kecukupan air minum masyarakat di Lotim saat ini masih berada di angka 60 persen. Jika SPAM tersebut berjalan, maka persentasenya diproyeksikan meningkat ke angka 80-90 persen. “Setiap desa yang dilewati oleh pipa SPAM itu nantinya dapat dialiri air bersih,” pungkas Sekda. (den)