Mataram (Inside Lombok) – Provinsi NTB merupakan salah satu daerah di Indonesia yang paling rawan terhadap bencana. Oleh karenanya, manajemen risiko bencana sangatlah penting bagi NTB untuk perencanaan penganggaran nasional dan daerah.
“Sebagai salah satu provinsi yang paling rawan bencana di Indonesia, manajemen risiko bencana sangat penting dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah kita,” ujar Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, Selasa (24/01), saat menghadiri Workshop Mainstream Disaster Risk Management Into Annual National and Sub-National Planning and Budgeting di Kota Mataram.
Dicontohkan Romi, gempa yang terjadi pada 2018 lalu telah membentuk cara mitigasi untuk mengurangi dampak bencana alam dan dampak perubahan iklim. Sehingga dalam hal ini, ia juga menyampaikan tiga strategi tahapan manajemen risiko bencana di NTB.
“Pada tahap ‘pre-bencana’ kami menjamin kesiapan daerah dan masyarakat terhadap potensi ancaman bencana alam. Contingency plan juga dikembangkan termasuk pemetaan ancaman bencana di setiap daerah dan memastikan sistem peringatan dini terlengkap melalui aplikasi siaga. Kemudian, pada tahap tanggap darurat, Pemprov juga menyiapkan bantuan darurat untuk didistribusikan segera,” jelas Rohmi.
Ia pun berharap kegiatan tersebut sangat memberikan wawasan bagi Pemprov NTB untuk membuat rencana penanggulangan risiko bencana yang lebih efisien guna mengatasi tantangan yang dihadapi selama beberapa tahun terakhir. (azm)