Mataram (Inside Lombok) – Penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) masih terus terjadi. Meski demikian, wabah itu tidak mempengaruhi harga hewan kurban di pasaran. Di mana pada H-10 H Iduladha lapak penjualan hewan kurban mulai menjamur.
Salah seorang pedagang hewan kurban yang ada di jalan Majapahit Kota Mataram, Suhaemi Efendi, Rabu (29/6) mengatakan, harga hewan kurban terutama kambing saat ini meningkat dari biasanya. Dari harga sebelumnya Rp2,5 juta menjadi Rp3,5 juta. “Peningkatan ini dari tempat kami beli. Melonjak harganya sekarang,” katanya.
Ia membantah harga hewan kurban akan murah dengan adanya penularan PMK saat ini. Terlebih yang terjadi malah sebaliknya, harga hewan kurban tetap naik seperti tahun-tahun sebelumnya. “Siapa bilang kalau kambing sakit murah? Tidak ada itu,” tegasnya.
Di sisi lain, ia memastikan kondisi hewan kurban yang dijual dalam keadaan sehat. Karen hewan kurban yang sakit tidak dijual melainkan diisolasi hingga sembuh. “Dia sehat-sehat ini. Karena kalau sakit kita isolasi. Tapi belum ada yang periksa sih ini,” katanya.
Sementara itu, pedagang hewan kurban lainnya, Syarifudin mengatakan harga hewan kurban terutama kambing tergantung dari jenisnya. Harga paling murah yaitu sebesar Rp3 hingga Rp5 juta.
“Di sini ada kambing kacang. Kalau kambing kacang itu pendek tapi dagingnya tebal, kambing batangan itu tinggi telinganya besar dan yang besar itu kambing etawa,” katanya. Hingga dua hari lapak yang sudah dibuat, beberapa hewan kurban yang dijual sudah mulai ada yang laku.
Ia berharap tahun ini penjualan hewan kurban bisa meningkat dari tahun sebelumnya meski di tengah wabah PMK. Tahun 2021 lalu, jumlah hewan kurban yang laku di lapaknya mencapai 50 ekor.
“Tergantung dari pemasarannya nanti dan penjualan itu terjangkau harganya,” ucapnya. Hasil penjualan hewan kurban tersebut akan dibagi kepada karyawan dan juga biaya sewa lahan. Karena satu lapak biaya sewanya mencapai Rp1,5 juta hingga hari raya kurban selesai.
Kondisi serupa juga terjadi di Lombok Tengah (Loteng). Harga hewan kurban justru naik menjelang Iduladha, meski saat ini ada penyebaran PMK.
“Harganya yang sekarang lebih tinggi. Penyebabnya karena bulannya yang membuat mahal (Idul adha, Red). Kalau selain bulan haji kambing dan hewan kurban lainnya pasti harganya stabil,” kata salah satu pedagang kambing di Kelurahan Leneng Praya, Muhammad Ilmi, Kamis (29/6/2022).
Sementara untuk penjualan, sejauh ini kambing yang dijualnya baru laku sebanyak 5 ekor. Dia belum bisa memastikan apakah terjadi peningkatan pembelian kambing atau tidak pada Idul Adha tahun ini.
“Jari ini belum ada, dan belum bisa kita ketahui karena biasanya pembeli banyak di seminggu sebelum Iduladha,” jelas Ilmi. (azm/fhr)