Lombok Tengah (Inside Lombok)- Kabupaten Lombok Tengah akhirnya memiliki alat deteksi gempa. Warning receiver system itu dipasang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan di Kantor Bupati.
“Kalau terjadi gempa nanti akan langsung bunyi dan mengumpulkan informasi tentang gempa itu”, kata PLT Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Loteng, Murdi, Rabu (17/6/2020) di Praya.
Dia menjelaskan, alat deteksi gempa yang merupakan bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) itu bisa mendeteksi gempa dengan cepat, tepat dan akurat.
Dua menit setelah terjadinya gempa, alat itu akan langsung merekam di mana lokasi gempa, kapan kejadian serta kedalamannya.
Kemudian, secara otomatis informasi tentang gempa tersebut akan langsung tersebar ke beberapa kontak penting yang telah diinput ke dalam sistem di alat tersebut.
“Kontak yang diinput di sistem itu adalah pemangku kebijakan, seperti Bupati, Pak Wabup, Sekda dan yang terkait lainnya”,kata Murdi.
Dia menjelaskan, dipasangnya alat itu di KEK Mandalika karena merupakan objek wisata dunia dan prioritas nasional. Di mana di tempat itu akan terjadi kerumunan massa atau wisatawan.
“Dan apa yang harus dilakukan di tempat itu (saat terjadi gempa) butuh informasi cepat”, katanya.
Selain itu, kawasan itu juga menjadi salah satu kawasan yang diprediksi rentan terjadi tsunami. Sehingga butuh informasi cepat ketika terjadi gempa untuk melakukan mitigasi bencana.
Sementara untuk di Kantor Bupati, alat itu dipasang di sana karena di tempat itu merupakan pusat pengambilan kebijakan.
“Jadi kebijakan apa saja yang akan dilakukan nanti juga butuh ketersediaan alat deteksi gempa”, ujar Murdi.
Dikatakan, terdapat 12 alat deteksi gempa tersebut di NTB. Sementara di Lombok Tengah dipasang dua alat. Alat tersebut juga merekam kejadian gempa yang sudah terjadi beberapa minggu atau bulan sebelumnya.
Tidak hanya di Lombok, gempa yang terjadi di daerah maupun di negara lain juga terekam di dalam alat canggih tersebut.