25.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaBerita UtamaMarak Isu Gagal Ginjal Akut, Omzet Apotek Turun 30 Persen

Marak Isu Gagal Ginjal Akut, Omzet Apotek Turun 30 Persen

Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah apotek di Kota Mataram mengalami penurunan omzet hingga 30 persen. Kondisi itu bermula saat lima merek obat sirup ditarik dari peredaran karena mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas aman, ditambah berita gagal ginjal akut yang dialami anak-anak diduga karena obat sirup tersebut.

Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu menimbulkan berbagai penyakit, seperti demam, batuk dan pilek. Di mana masyarakat membutuhkan obat untuk pemulihan. Sayangnya, karena adanya isu gagal ginjal akut menjadi kekhawatiran masyarakat membeli obat, terutama obat sirup bagi anak-anak.

“Menurun omzetnya, apalagi sekarang ini banyak yang batuk pilek. Apalagi dari kalangan anak-anak membutuhkan (obat) sirup, karena tidak semua bisa minum tablet,” ujar salah satu apoteker di Apotek Cendana Ampenan, Eva, Selasa (25/10).

Dikatakan, apalagi untuk pemberian obat kepada anak-anak dalam bentuk tablet dibutuhkan resep dari dokter. Artinya tidak dapat sembarangan diberikan. “Makanya sekarang kebanyakan menurun omzet dari apotek, mungkin sekitar 30 persen,” tuturnya.

Berdasarkan surat edaran obat sirup yang ditarik dari peredarannya yakni Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml. Serta ada Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex dengan nomor izin edar DBL7813003537A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml. Dimana kedua obat sirup tersebut ada di apoteknya.

“Itu berdasarkan surat edarannya, kita kembalikan ke tempat kita ambil. Ya diretur-lah, kita cuma punya yang dua itu, tapi kita samakan nomor betnya sama atau tidaknya,” terangnya.

Untuk permintaan dari masyarakat sendiri sejauh ini masih banyak yang belum mengetahui bahwa beberapa obat sirup telah ditarik peredarannya. Sehingga dari pihak apotik memberikan pemahaman bahwa beberapa obat sirup yang dicari ditarik dari peredaran karena ada kandungan EG dan DEG melebihi ambang batas aman.

“Karena tidak semua masyarakat mengetahui informasi ini. Nah kita kasi tau infonya, terus disosialisasikan ke masyarakat dan ada pemberitahuan juga dari kami,” ucapnya.

Bagi masyarakat yang ingin membeli obat sirup sementara ini, dari apotek mengarahkan untuk membawa anaknya ke dokter. Namun bagi anak-anak yang di usia 2 tahun bisa menggunakan obat oles seperti balsem.

Terpisah salah seorang masyarakat, Vedra Okta Samira mengatakan sangat khawatir dengan adanya kabar gagal ginjal akut pada anak-anak. Apalagi diduga karena obat sirup, hal tersebut menjadi perhatian orang tua untuk lebih berhati-hati.

“Untuk saat ini sangat khawatir dan untuk mencari solusinya, kita berharap pemerintah memberikan penanganan dengan cepat untuk kasus ini,” ujarnya.

Dikatakan jika obat sirup dilarang mungkin bisa saja menggunakan obat herbal atau langsung membawa ke dokter. “Bisa pakai rempah-rempah dulu atau madu untuk mengganti obat sirup. Harapan ini baja segera ditangani,”ucapnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer