Mataram (Inside Lombok) – Penjual tiket MotoGP yang dilakukan oleh travel agent atau agen perjalan wisata masih stagnan. Padahal dari pihak penyelenggara sudah memberikan harga diskon bagi warga NTB.
Belum terjualnya sebagian tiket MotoGP di travel agent dikarenakan target pasar mereka adalah penonton dari luar, sekaligus menjual paket wisata. Ketua DPD Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Joka mengatakan travel sebagian besar menjual tiket untuk penonton atau wisatawan dari luar Lombok karena yang dijual adalah paketan.
Mereka yang datang dari luar Lombok itu penonton wisata dan biasanya mencari kamar hotel dan transportasi. “Yang terjual dari 3 ribu tiket kita dikasih, sementara ini kemungkinan sudah diatas 50-70 persen. Hari ini ada cetak lagi paket dan tiket motogp sekitar 100 untuk menginap di Gili Meno,” ujar Dewantoro, Jumat (18/2).
Dari 70 persen yang sudah terjual sekitar 2 ribu tiket dengan paket wisata. Sebagian besar dari penonton luar Lombok, untuk yang lokal NTB tidak banyak yang membeli. Dengan adanya diskon harga tiket oleh pihak penyelenggara, diharapkan menarik minat lebih banyak calon penonton.
Menurut Dewantoro, untuk warga lokal NTB mereka bisa saja membeli di beberapa supermarket yang memang menyediakan. Di mana warga lokal lebih gampang dalam mengaksesnya.
Terpisah, Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) NTB, Sahlan M Saleh mengatakan pihaknya selaku agen penjualan resmi tiket MotoGP sampai dengan saat ini belum terima adanya update tentang bagaimana regulasi untuk masyarakat NTB yang ber KTP NTB mendapat tiket khusus.
“Kita belum terima regulasinya gimana, dan mekanismenya juga,” ujarnya. Sedangkan untuk tren penjualan tiket MotoGP di Astindo NTB saat ini sedikit kurang untuk pergerakannya dengan situasi target penjualan 100 ribu penonton.
Berdasarkan hitungan pihaknya, penjualan tiket MotoGP baru berkisar 18-19 ribu, sementara targetnya 100 ribu tiket. “Saya tidak tahu kenapa, kan ini situasi pasar. Mungkin karena harganya relatif tinggi atau karena pandemi, atau bisa juga karena tingkat ekonomi masyarakat masih lemah,” terangnya.
Diakui, pada awal penjualan pihaknya memang menerima banyak pesanan tiket. Tetapi belakangan ini penjualan tiket cenderung stabil. Di mana dalam sehari travel bisa menjual sebanyak 40-50 tiket sehari. Sedangkan di awal-awal bisa ratusan tiket terjual dalam sehari.
Menurutnya, penyebaran Omicron bisa jadi salah satu pertimbangan. Bagi pihak tertentu harganya masih mahal, kemampuan ekonomi masyarakat terbatas dan akomodasi yang diisukan tidak tersedia.
“Padahal sebetulnya masih banyak yang available. Adanya harga tiket khusus untuk masyarakat NTB, bisa jadi booster. Kita sambut baik kalau ada,” imbuhnya.
Sementara itu Astindo tetap melakukan penyebaran e-flyer di beberapa anggota Astindo dan partner di luar daerah maupun luar negeri untuk mengingatkan mereka, bahwa beberapa kelas tiket motogp ini masih available.
“Yang paling banyak diminati itu yang Premium Grandstand hampir full zona A dan B, yang Premiere Grandstand sudah full. Tinggal genjot penjualan di zona lainnya,” tandasnya. (dpi)