Lombok Timur (Inside Lombok) – Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur (Lotim) pada tahun 2019 mencatat banyaknya persalinan dari ibu yang usianya di bawah 20 tahun. Ini juga didominasi oleh kasus pernikahan anak yang semakin meningkat.
Kepala Dinas DP3AKB Lotim, Asrul Sani mengatakan, kasus pernikahan dini tidak bisa didata sesuai dengan angka yang terjadi di lapangan. Namun angka melahirkan di bawah usia 20 tahun masih tinggi. Sehingga dapat dibuktikan angka pernikahan anak di bawah umur juga masih tinggi.
“Kita di Lotim jumlah anak melahirkan di bawah umur 20 tahun sebanyak 2.700. Ini artinya kasus pernikahan dini masih marak,” katanya.
Sedangkan, untuk data pada tahun 2020, dikatakan Asrul, masih dalam perekapan. Angka kasus melahirkan di bawah usia 20 tahun tersebut pada tahun 2020 diperkirakan masih stagnan.
“Kita akan rekap untuk jumlah pada tahun 2020 di akhir tahun. Kemungkinan stagnan, yang jelas kasus pernikahan dini masih marak, dengan mengacu dari data ini” ucapnya.
Dikatakan Asrul, pernikahan dini yang diasumsikan meningkat pada masa pandemi. Pada hari-hari biasa juga kasus pernikahan dini terus terjadi. Hanya saja terjadi peningkatan yang tidak terlalu signifikan.
“Hanya saja terjadi peningkatan pada tiga bulan terakhir di masa pandemi,” ungkapnya.
Asrul berharap agar anak-anak yang masih di bawah umur untuk menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Juga menunda niatnya untuk menikah sampai umurnya mencukupi sesuai ketentuan undang-undang dan peraturan Kemenag.
