Lombok Barat (Inside Lombok) – Status PPKM Lombok Barat (Lobar) yang kembali naik ke level 2 menjadi atensi berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Daerah (Pemda) sendiri. Pasalnya, kenaikan level terjadi justru saat percepatan vaksinasi terus dikebut.
Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. H. Ahmad Taufik Fathoni mengakui kenaikan level itu terjadi karena dipengaruhi beberapa indikator. Sehingga walaupun vaksinasi di Lobar saat ini sudah mencapai 70 persen, level PPKM justru kembali naik.
“Indikatornya itu vaksinasi harus 70 persen, dan vaksinasi lansia harus di atas 60 persen. Sementara vaksinasi lansia kita masih 45 persen,” paparnya, Senin (01/11/2021). Untuk itu, pihaknya turut menggencarkan vaksinasi lansia untuk saat ini.
Diakui Fathoni, letak geografis beberapa lokasi di Lobar turut menjadi tantangan kesuksesan program vaksinasi Covid-19. Tetapi dirinya memastikan, untuk target pemerataan vaksinasi ini tidak hanya difokuskan pada lansia, melainkan seluruh elemen masyarakat Lobar.
“Jangan sampai kita naik jadi level 3, kan tidak enak. Karena kita mengejar target vaksinasi ini kan untuk jangka yang panjang,” ujarnya. Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan upaya pemerataan dan percepatan ini Lobar dapat kembali masuk wilayah PPKM level 1. Terutama untuk menyambut perhelatan akbar World Superbike (WSBK) bulan ini dan MotoGP tahun depan.
Selain itu, yang turut menjadi kendala untuk meningkatkan progres vaksinasi di Lobar adalah banyaknya data warga Lobar yang sudah tervaksin justru masuk dalam data capaian vaksinasi Kota Mataram. “Sebenarnya warga Lobar yang sudah tervaksin itu lebih dari 70 persen. Tetapi secara aplikasi, capaian keseluruhan vaksinasi Lobar baru 67 persen,” bebernya.
Banyaknya kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan oleh Pemprov NTB disebut Fathoni membuat capaian vaksinasi Lobar masuk dalam capaian Kota Mataram. Sehingga sekitar 30 ribu warga Lobar yang sudah tervaksin tidak tercatat di Lobar.
“Padahal kalau dipresentasikan, 30 ribu warga ini nilainya setara dengan lima sampai enam persen warga yang tervaksin,” tandas Fathoni