31.5 C
Mataram
Minggu, 5 Mei 2024
BerandaBerita UtamaTak Pernah Dapat Perbaikan Sejak Gempa 2018, Ruangan SDN 1 Kumbang Ambruk

Tak Pernah Dapat Perbaikan Sejak Gempa 2018, Ruangan SDN 1 Kumbang Ambruk

Lombok Timur (Inside Lombok) – Bencana gempa yang melanda sebagian besar Pulau Lombok pada 2018 merusak berbagai fasilitas, termasuk sekolah. Tidak terkecuali SDN 1 Kumbang di Kecamatan Masbagik, Lombok Timur (Lotim). Tidak pernah mendapat perbaikan, ruangan di sekolah dasar itu pun roboh pekan lalu.

Sejak terdampak gempa 2018 lalu, ruangan kelas di SDN 1 Kumbang mengalami retak-retak pada temboknya. Bahkan plafonnya pun hampir rubuh. Namun sampai ruang kelas tersebut ambruk tak satupun bantuan perbaikan yang didapatkan.

Kepala SDN 1 Kumbang, Uswatun Hasanah mengatakan tembok ruangan kelas 2 sudah lama rusak. Tepatnya sejak gempa 2018 yang membuat bangunan sekolah itu menjadi menganga. Kondisi itu pun dibiarkan tanpa perbaikan, hingga akhirnya ruang kelas di sekolah tersebut ambruk pekan lalu.

“Ruangan itu sangat bahaya, sehingga kita memutuskan siswa-siswi kelas 2 dipindahkan tempat belajarnya ke ruangan perpustakaan,” terangnya pada Inside Lombok, Senin (10/7/2023). Beruntungnya, ruangan kelas tersebut ambruk ketika dalam kondisi libur sekolah, sehingga tidak menyebabkan adanya korban jiwa.

- Advertisement -

Kendati, ambruknya ruangan tersebut dikhawatirkan berdampak pada kelas di sampingnya. Lantaran dua kelas yang berdempetan juga mengalami kerusakan. “Ada tiga kelas yang mengalami kerusakan. Namun yang paling parah kelas dua yang ambruk ini,” tuturnya.

Dua kelas lainnya yang juga mengalami kerusakan masih digunakan sampai saat ini, lantaran ruangan untuk memindahkan ruangan belajar para siswa-siswi tidak ada. Karena itu ruangan yang rusak tersebut dipaksakan etap digunakan untuk proses belajar mengajar.

“Dua kelas yang ada di samping sekolah yang ambruk ini juga mengalami kerusakan, tapi tidak separah yang ambruk. Hanya saja kerusakannya pada lantai dan plafon ruangan,” jelasnya.

Pelaksanaan renovasi ruangan oleh pihak sekolah sendiri tidak mampu dilakukan lantaran anggaran dari Dana Operasional Sekolah (BOS) sangat minim. Hal tersebut membuat pihak sekolah berharap kepada pemangku kebijakan untuk mengatensi kondisi sekolah yang rusak agar segera mendapat perbaikan.

“Anggaran BOS kita tidak mampu untuk renovasi ruang kelas karena dana yang kita dapat senilai Rp66 juta, dan itu kita gunakan untuk membeli buku dan perlengkapan belajar mengajar lainnya. Belum lagi kita menggaji tenaga guru honorer yang menghabiskan dana sekitar Rp40 juta,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer