33.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaTarget Kunjungan 2 Juta Wisatawan ke NTB Belum Realistis

Target Kunjungan 2 Juta Wisatawan ke NTB Belum Realistis

Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menargetkan 2023 ini kunjungan wisatawan ke NTB mencapai 2 juta orang. Namun target tersebut dinilai belum realistis, terutama di tengah bayangan isu resesi ekonomi dan masalah bencana yang terjadi di mana-mana.

“Untuk NTB menurut saya 2 juta (target, Red) ini belum realistis. Pertama kita targetnya itu harus kepada kualitas wisatawan, bukan kuantitasnya. Kedua kalau kita pandai mengelola, sesungguhnya bisa mengoptimalkan wisatawan dalam pulau,” ujar Ketua Pusat Studi Ekonomi Pariwisata Unram, Dr Ahmad Saufi, Selasa (7/2). Menurutnya, kunjungan wisatawan bukan soal banyaknya tapi bagaimana kualitas wisatawan itu meningkat.

Wisatawan dalam pulau ini merupakan wisatawan lokal, misalnya destinasi atraksi di desa Sembalun. Kemudian pengunjungnya orang Ampenan, Mataram dan sebagainya begitu juga sebaliknya. Karena melihat saat weekend atau hari libur banyak orang-orang Mataram dan sekitarnya berlibur ke Sembalun, Gunung Tunak, dan destinasi wisata lainnya.

“Optimalisasi dari wisatawan dalam pulau. Jangankan kita, negara yang sudah maju pariwisatanya seperti Eropa, Australia, itu kesulitan dalam menghitung jumlah wisatawan dalam pulaunya karena definisi pariwisata kemudian menjadi tidak jelas,” bebernya.

Pasalnya jika berbicara definisi wisatawan adalah orang yang datang dari luar negeri maupun luar daerah dan seterusnya. Padahal wisatawan itu bisa datang dari wisatawan lokal yang juga berkontribusi meningkatkan kunjungan wisatawan ke suatu destinasi.

Apalagi saat ini dinilai indikator yang realistis bagi suatu daerah itu, adalah ketika menggelar banyak event yang bisa memancing banyak kunjungan.

“Tidak selalu, event itu juga harus tau waktu juga. Misalnya sekarang kita ngomong Januari Februari cuaca ekstrem, kemudian resesi, perang dan sebagainnya itu. Jadi yang realistis itu bagaimana kita menargetkan wisatawan lokal,” ungkapnya.

Menurutnya, mungkin bisa saja dengan adanya atraksi atau event menarik kunjungan wisatawan. Hal tersebut bagus, tetapi atraksi ataupun event juga harus mengetahui momen dan waktunya kapan atraksi dilakukan.

“Jadi kalau sekarang ini dilakukan atraksi saya pikir tidak bisa optimal, karena cuaca sulit diprediksi,” ujarnya.

Diharapkan pada April dan seterusnya cuaca bisa lebih bagus sehingga atraksi atau event di laksanakan. Bila perlu event setiap desa kemudian menarik wisatawan paling tidak wisatawan luar pulau atau luar negeri selama situasi mendukung. Terutama pada kondisi pandemi Covid-19. Apalagi dinyatakan sudah tidak lagi covid per Maret tahun lalu.

“Ini berita baik sehingga paling tidak wisatawan Australia itu akan melirik Indonesia sebagai destinasi terdekat,” imbuhnya.

Apalagi NTB memiliki daya tarik destinasi wisata tersendiri. Tetapi jangan lupa aksesibilitasnya, ini yang banyak dipengaruhi oleh cuaca. Kemudian ketersediaan transportasi dan sebagainya itu.

“Kita lebih bagus mengejar kualitas daripada kuantitas. Artinya jumlah pendapatan kita bisa lebih banyak,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer