23.5 C
Mataram
Senin, 6 Mei 2024
BerandaBerita UtamaTerus Dikembangkan, APHT Paok Motong akan Dilengkapi Mesin Penguji Nikotin dan Tar

Terus Dikembangkan, APHT Paok Motong akan Dilengkapi Mesin Penguji Nikotin dan Tar

Lombok Timur (Inside Lombok) – Aglomerasi Pabrik Hasil Tembakau (APHT) yang berada di Desa Paok Motong, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur (Lotim) telah mulai memproduksi rokok. Kini pabrik rokok tersebut akan dilengkapi dengan mesin penguji nikotin dan tar.

Kabid Sarana dan Prasarana Dinas Perindustrian Lotim, Musmuliadi mengatakan produksi rokok saat ini sebelumnya telah dilakukan pengujian terhadap kandungan tar dan nikotin di PT Djarum yang berlokasi di Kudus. “Rokok ini sudah diuji tar dan nikotin di Kudus dan sekarang kita akan lakukan pengadaan mesin sendiri. Alhamdulillah itu sudah disepakati,” ungkapnya, Selasa (23/04/2024).

Mesin smoke atau penguji tersebut merupakan hal yang paling penting dalam laboratorium APHT dalam memproduksi rokok, sebab dengan begitu dapat mengetahui jumlah kandungan yang ada di dalam batang rokok. Pengadaan mesin tersebut ditargetkan akan terealisasi paling lambat pada bulan Mei mendatang dan beroperasi pada bulan Juni 2024.

Pengadaan mesin itu sendiri bersumber dari dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) senilai Rp4,5 miliar. “Nantinya mesin itu akan dioperasikan oleh ahlinya, dan para operator honorer agar bisa diperhatikan dan dipelajari mesin itu,” terangnya.

- Advertisement -

Semua perusahaan yang memproduksi rokok baik Sigaret Kretek Mesin (SKM) maupun Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang ada di APHT wajib terlebih dahulu melakukan uji tar dan nikotin sebelum diperjual belikan. Dalam APHT itu sendiri saat ini masih diisi oleh beberapa perusahaan yang berproduksi.

Tenaga yang terserap saat ini baru mencapai 150 orang yang didominasi oleh perempuan yang bekerja sebagai pelinting. Tahun ini ditargetkan sebanyak 25-30 perusahaan yang berproduksi di tempat tersebut, dengan harapan dapat menyerap lebih banyak terserap tenaga kerja hingga mencapai dua ribu lebih. “Jika perusahaan yang berproduksi di sini semakin banyak, tentu tenaga kerja yang terserap juga semakin banyak baik itu sebagai engga lintong, pengemasan dan pemasaran,” tuturnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer