31.5 C
Mataram
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaBerita UtamaUji Coba Pabrik Pengolahan Beras di Pulau Sumbawa Tertunda

Uji Coba Pabrik Pengolahan Beras di Pulau Sumbawa Tertunda

Mataram (Inside Lombok) – Modern Rice Milling Plant (MRPM) merupakan bagian dari proyek pengembangan infrastruktur pascapanen Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB, yang direncanakan uji cobanya pada Desember 2022 ini harus tertunda. Padahal pembangunannya sudah hampir mencapai 100 persen, namun terkendala uji coba atau commissioning test.

“Tadinya kami mau melakukan uji commissioning saat ulang tahun NTB 17 Desember 2022, tapi karena ada pertimbangan teknis diundur,” kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Abdul Muis, Rabu (7/12).

Pertimbangan teknis ini untuk melakukan commisioning test sehingga membutuhkan sekitar tiga ribu ton gabah. Sedang saat ini para petani sedang memasuki musim tanam, sehingga diperkirakan panen raya terjadi Maret-April 2023. Sehingga mau tidak mau pada panen berikutnya melakukan commisioning test.

“Tapi operasionalnya pasti di 2023 untuk pabrik pengolahan beras modern atau MRMP di Kabupaten Sumbawa dan pengeringan jagung atau Corn Drying Center (CDC) di Kabupaten Dompu dan pabrik pengolahan beras atau rice to rice (RTR),” tuturnya.

- Advertisement -

Adanya pembangunan ketiga pabrik pengolahan hasil pertanian tersebut adalah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengoptimalkan penyerapan gabah atau beras, serta jagung hasil produksi petani di NTB. Kemudian meningkatkan kualitas, referensi konsumen.

“Ketika masuk musim penghujan, Bulog bisa lakukan pengolahan gabah petani menjadi beras yang berkualitas,” katanya.

Nantinya beras yang sudah diolah akan dijual melalui program operasi pasar dalam rangka ketersediaan pasokan dan stabilitas harga pangan. Tak hanya itu, sebagian beras olahan dikirim ke daerah defisit produksi padi serta untuk cadangan pangan daerah ketika terjadi bencana. Jagung juga akan diolah menjadi pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Namun karena pabriknya belum beroperasi, kami belum ada penugasan kembali untuk melakukan penyerapan jagung. Sebelumnya, kami sudah membeli tapi dikirim ke mitra pembeli di Pulau Jawa,” tuturnya.

Sementara itu, pabrik pengolahan beras modern atau MRMP senilai Rp130 miliar dibangun di Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, dan CDC atau pusat pengeringan jagung senilai Rp90 miliar dibangun di Desa Nusajaya, Kecamatan Manggelewa, Dompu. Kemudian pabrik pengolahan beras atau RTR senilai Rp13 miliar dibangun di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, sudah beroperasi selama satu tahun.

Sedangkan untuk dua pabrik yang belum beroperasi ini, yakni pabrik pengolahan komoditas pangan tersebut dikerjakan oleh dua badan usaha milik negara (BUMN) dengan dana yang bersumber dari penyertaan modal negara melalui Perum Bulog. Dua BUMN tersebut adalah PT Boma Bisma Indra mengerjakan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dan PT Brantas Abipraya melaksanakan pembangunan pabrik pengolahan jagung di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu.

“Progres pelaksanaan pembangunan kedua proyek tersebut sudah mencapai 99 persen, dan kami optimis beroperasi awal tahun depan,” pungkasnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer