Lombok Tengah (Inside Lombok)- Puluhan warga Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah mendatangani Kantor DPRD Lombok Tengah, Selasa (15/6/2021). Mereka mengeluhkan sejumlah proyek nasional yang sedang dikerjakan di desa tersebut, seperti proyek bypass Bandara-Mandalika.
“Itu yang terjadi, kami dari sisi lingkungan, psikologi, kesehatan masyarakat terganggu karena itu,” kata Kepala Desa Tanak Awu, Lalu Wisnu Wardana.
Warga mengeluh karena merasa terganggu oleh debu material proyek serta keberadaan ratusan dum truk yang lewat dan berjejeran tiap hari di bahu jalan raya di depan Bandara yang ada di desa Tanak Awu itu.
“Jalan raya di desa Tanak Awu berlumpur dan sering mengakibatkan kecelakaan juga. Kami sebenarnya mempertanyakan AMDAL (Analisis dampak lingkungan) proyek ini,”imbuhnya.
Selain itu, warga juga merasa diperlakukan tidak adil atas mega proyek tersebut. Karena walaupun terkena imbas yang besar dari sisi lingkungan, namun tenaga kerja yang terserap dari desa Tanak Awu tergolong minim, yakni hanya 30 persen.
Padahal, sebagian besar warga setempat khususnya para pemuda berharap bisa bekerja di proyek pendukung MotoGP tersebut.
“Mereka (warga) berharap masyarakat yang punya skill ingin ikut nimbrung dalam pelaksanaan (proyek) bay pass,”ujarnya.
Luas lahan desa Tanak Awu yang terkena proyek by pass Bandara- Mandalika sekitar 1,2 hektare. Namun, warga berharap proyek nasional tersebut bisa berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan mereka seperti rencana awal yang pernah disampaikan oleh pihak perusahaan. Akan tetapi, belakangan yang terjadi hanya sedikit warga yang bisa terakomodir di sana.
“Dari yang saya pantau memang hanya sekitar 30 persen yang terakomodir. Warga berharap di proyek yang sedang berjalan ini,”tandasnya.
Menanggapi hal itu, salah satu perwakilan perusahaan dari PT Waskita, Tio mengatakan, pihaknya akan menampung semua keluhan warga desa Tanak Awu yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. PT Waskita akan berkoordinasi dengan kontraktor lain untuk menindaklanjuti apa yang menjadi keluhan warga itu.
“Nanti kita pasti koordinasi lagi dengan kontraktor-kontraktor lainnya. Terus untuk desa Tanak Awu nanti (kami) pasti koordinasi lagi untuk tenaga kerja dan lainnya,”katanya.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya peningkatan tenaga kerja dari desa Tanak Awu nantinya, tidak bisa dipastikan Tio karena harus berunding dulu dengan kontraktor lain.
Sementara terkait dengan koordinasi dengan pemerintah desa yang juga menjadi keluhan warga, dikatakan Tio bahwa koordinasi masalah pengerjaan proyek itu sudah berjalan. Namun, yang masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut adalah masalah kebersihan lingkungan saja.