Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah harga kebutuhan pokok (bapok) belakangan ini mengalami kenaikan yang cukup tinggi, sehingga dikeluhkan masyarakat. Kondisi ini justru tidak sejalan dengan pendapatan dan daya beli masyarakat tidak juga ikut mengalami kenaikan. Untuk itu Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB mendorong dilakukan gerakan tanaman pangan di lingkungan pekarangan rumah.
Ketua IWAPI NTB, Baiq Diyah Ratu Ganefi menerangkan dengan gerakan tanaman pangan di pekarangan rumah, dapat memanfaatkan media tanam selain polybag. Seperti pot tanaman, ember bekas dan botol bekas sebagai media tanam. Apalagi di tengah elnino berkepanjangan, ketersediaan sayur mayur dan komoditas pertanian pada umumnya mengalami penurunan di pasaran. Atau mengalami kenaikan harga karena ketersediaannya yang berkurang. Sebelumnya, IWAPI kerap kali dilibatkan untuk mendorong gerakan tanam di rumah tangga, melalui kerjasama pembagian bibit.
“Gerakan tanam di rumah tangga dengan memanfaatkan pekarangan rumah ini memberi efek terhadap ketergantungan kebutuhan ibu rumah tangga di pasaran. Artinya, sekedar sayur bisa ditanam sendiri dan dapat mengurangi belanja sehingga bisa menekan harga barang di pasar,” ungkap Hj. Baiq. Diyah Ratu Ganefi, Selasa (28/11).
Sampai sekarang IWAPI masih melakukannya, meskipun tidak seluruhnya pengurus dan anggota. Menurutnya masyarakat harus didorong lebih masif dan konsisten, caranya dengan memberikan stimulus bantuan bibit cabai, tomat, atau yang lainnya.
“Selain itu, masyarakat perlu diedukasi untuk memanfaatkan teknologi menanam sederhana di rumah tangga untuk memotivasi gerakan tanam di pekarangan ini,” katanya.
Selain menanam komoditas hortikultura di rumah tangga, IWAPI juga sampai sekarang rutin mendistribusikan bibit pisang unggul ke kelompok-kelompok masyarakat. “Harapannya, dengan alternatif melibatkan masyarakat langsung dengan gerakan tanam di pekarangan, setidaknya masyarakat tidak sepenuhnya menggantungkan kebutuhannya hanya dipasaran,” imbuhnya.
Selain gerakan tanaman pangan, IWAPI juga mendukung kegiatan operasi pasar (pasar murah) yang dilakukan oleh pemerintah melalui OPD-OPD terkait. Misalnya, Dinas Ketahanan Pangan, Perum Bulog, Bank Indonesia, dan pasar murah yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan besarama stakeholder.
Operasi pasar ini menurutnya harus intens dilakukan. Jangan setengah-setengah agar harga kebutuhan di masyarakat dapat dipengaruhi. “Operasi pasar itu dampaknya ada di masyarakat kalau terus menerus dilakukan. Kita berharap terus dilakukan,” ujarnya. (dpi)