Lombok Barat (Inside Lombok) – Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) RDF/SRF yang dibangung di TPAR Kebon Kongon resmi beroperasi, Senin (7/8) kemarin. Adanya fasilitas itu memungkinkan pengolahan hingga 120 ton sampah per hari yang sebelumnya berakhir menumpuk di tempat pembuangan sampah tersebut.
Wakil Gubernur (Wagub) NTB, Siti Rohmi Djalilah yang meresmikan operasional TPST tersebut menilai adanya TPST RDF/SRF tersebut menjadi wujud nyata industrialisasi yang digaungkan Pemprov NTB saat ini. “Akhirnya kita bisa mengoperasikan TPST RDF/SRF ini, dan ini baru langkah pertama dalam pengelolaan sampah yang terpadu,” ujarnya.
Selain itu, Wagub menyebut keberadaan TPST RDF/SRF ini memungkinkan upaya meminimalisir sampah yang menggunung, seperti yang ada di Kebon Kongok saat ini. Karena dengan pengolahan ini maka sampah yang akan dibawa ke area buang adalah residunya saja. Termasuk pemilahan sampah dari Kota Mataram dan Lombok Barat yang selama ini dibuang di TPAR Kebon Kongok.
“Sampah dari Kota Mataram yang selama ini hingga 300 ton sehari mulai berkurang dan saya mengapresiasi Kota Mataram dengan adanya MMC (Mataram Maggot Centre), atau TPST Sandubaya bisa mengurangi sampah ke TPAR Kebon Kongok,” ujarnya. Pengoperasian TPST ini pun menyerap 137 orang tenaga kerja yang berasal dari desa lingkar TPA.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Julmansyah menjelaskan ada tiga metode yang digunakan dalam mengoperasikan TPST ini. Pertama, pengolahan RDF/SRF ini akan menghasilkan pelet sampah yang akan menjadi co-firing untuk PLTU Jeranjang. Di mana pada kesempatan tersebut juga ditandatangani perjanjian kerja sama utk co-firing antara TPAR Kebon Kongok dengan anak perusahaan PLN agar pelet sampah sebanyak 1.000 ton untuk 6 bulan dapat terserap.
Kedua, sampah organik dari pengolahan TPST RDF/SRF ini dalam bentuk kompos dengan metode takakura. Ketiga, plastik daur ulang yang terpilah dari proses TPST ini akan dikerjasamakan dengan BUMDes yang siap.
Pabrik RDF/SRF ini dibangun oleh Balai Prasarana dan Permukiman Wilayah NTB Kemen PUPR, yang dilengkapi dengan sarana prasarananya. Pihak TPAR Kebon Kongok sebagai operator dari pabrik ini. Dalam pengoperasiannya fasilitas ini juga menggunakan kendaraan listrik untuk mendukung upaya menekan emisi karbon. (r)