Mataram (Inside Lombok) – Setiap event-event besar yang digelar akan ada pelaku usaha meraup untung. Salah satunya pada aksi solidaritas kemanusiaan NTB for Palestine di Kota Mataram, para massa aksi menyerbu pedagang kaki lima (PKL) yang menjajakan aksesoris atribut Palestina.
Salah seorang pedagang aksesoris atribut Palestina, Sonny mengatakan atribut yang dijual seperti syal bertuliskan Palestina dengan harga Rp50 ribu, ikat kepala Rp10 ribu. Selain itu juga menyiapkan bendera dan sorban.
“Harganya bervariasi. Mulai dari Rp10-50 ribu,” katanya, Minggu (26/11) pagi. Ia mengatakan, omzet yang diperoleh dalam setiap event berbeda-beda. Di mana jika semua barang jualan yang dibawa ludes, omzet yang diperoleh bisa sekitar Rp10-15 juta. “Kalau sekarang ini belum tahu. Kalau laku semuanya ya bisa. Tapi ini belum 50 persen yang terjual,” ungkapnya.
Diterangkan Sonny, buka lapak biasa dilakukan setiap event apalagi saat ini masyarakat di Indonesia banyak yang menggelar kegiatan aksi untuk Palestina. Massa aksi yang datang disebut tidak pernah sepi dan bahkan dilakukan hampir di setiap daerah. “Saya dari Jakarta ini. Saya kan perjalanan dua hari ke sini. Jadi saya ada tim juga yang berjualan di daerah-daerah lain,” ujarnya.
Sementara terkait dengan sebagian hasil penjualan apakah akan disumbangkan untuk Palestina atau tidak, ia mengaku tidak secara pasti. Pasalnya, hasil penjualan akan diserahkan ke atasannya. “Kalau itu dari pusat. Karena nanti ini akan saya setorkan dan nanti sumbangam itu urusan pusat,” katanya.
Sementara itu salah seorang pembeli, Puji mengatakan aksesoris yang dibeli pada saat mengikuti aksi solidaritas kemanusian NTB for Palestine seperti ikat kepala dan bendera. Barang-barang yang dibeli bukan untuk mengikuti trend, tapi sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina. “Saya beli ikat kepala, bendera sama tempelan di pipi ini. Harganya memang tidak seberapa, tapi ini bentuk simpati kita kepada warga Palestina,” katanya. (azm)
