23.5 C
Mataram
Minggu, 5 Mei 2024
BerandaEkonomiPotensi Pasar Jelas, Pelihara Perkutut Mulai Digandrungi Anak Muda

Potensi Pasar Jelas, Pelihara Perkutut Mulai Digandrungi Anak Muda

Mataram (Inside Lombok) – Pecinta perkutut di NTB khususnya Lombok makin banyak dari kelompok milenial. Hal ini terlihat dari peserta lomba yang digelar secara rutin terus meningkat. Pada Liga Perkutut Lombok yang diadakan di Lombok Barat, jumlah peserta lebih dari 200 orang.

“Setiap lomba jumlah peserta sangat meningkat. Bahkan ini ada yang menjadi peserta cadangan. Pecinta perkutut sekarang sudah bukan orang tua lagi. Banyak anak-anak muda yang ikut terjun di Perkutut Lombok ini,” kata Sekretaris Pengurus daerah Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Kabupaten Lombok Barat, Syamsul Hadi.

Liga Perkutut Lombok pada Juni ini merupakan seri kelima yang digelar di Kabupaten Lombok Barat. Peserta yang datang tidak saja dari NTB, melainkan sekitar tujuh peserta lainnya dari luar daerah seperti pulau Jawa. “Juri nasional juga kami undang, dan ada dari Surabaya, Jombang sekitar tujuh orang,” katanya.

Hady menerangkan, meningkatnya para pecinta perkutut ini karena memiliki nilai jual yang tinggi. Tidak sedikit dari mereka yang juga menjadi peternak. “Yang unik itu suaranya. Terus selain karena hobi ini juga menghasilkan,” katanya.

- Advertisement -

Potensi pasar perkutut tidak saja pada burungnya, melainkan aksesoris yang digunakan juga bisa menghasilkan uang. Dengan begitu, keuntungan memelihara bahkan peternak perkutut sangat menguntungkan. “Jual beli segala macam misalnya dari sangkar, itu bagus prospek pasarnya,” ujarnya.

Selain itu, keunikan dari peternak perkutut juga harus terdata di tingkat pusat. Pendataan tersebut agar usaha peternak salah satu jenis burung ini baru dinyatakan resmi. “Kita bayar Rp750 untuk legalitas itu,” katanya.

Usaha perkutut yang dijalankannya saat ini disebut mampu untuk membiayai kebutuhan sehari-hari hingga biaya kuliah. Karena harga perkutut yang cukup tinggi bisa mencapai Rp8 juta per ekor, tergantung jenisnya.

“Saya ada yang sampai Rp8 juta per ekor. Ada yang juga Rp500 ribu per ekor. Tidak ada standar harga,” katanya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer