Mataram (Inside Lombok) – Dinas Kesehatan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat angka kematian pasien COVID-19 di daerah itu mencapai 7 persen atau 91 orang dari total kasus pasien positif sampai Senin (30/11) sebanyak 1.304 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan, angka kematian pasien COVID-19 di Mataram ini menjadi angka tertinggi di daerah NTB.
“Penyebab kematian pasien COVID-19 itu dipicu banyak faktor,” katanya.
Beberapa faktor yang memicu kematian pasien COVID-19, menurutnya, antara lain, kemungkinan pasien tersebut memiliki penyakit penyerta, faktor usia dan orang tanpa gejala (OTG).
“OTG juga perlu diwaspadai, sebab mereka tidak merasakan terjangkit COVID-19, tapi ketika diperiksa kondisi mereka sudah parah sehingga penanganannya lebih berat,” katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya terus mengimbau masyarakat agar terus disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19, dengan gerakan 3M (masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
“Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kita berharap tidak ada lagi tambahan pasien COVID-19 meninggal dan kasus positif baru COVID-19 tidak trejadi lagi,” katanya.
Lebih jauh Usman mengatakan, berdasarkan data Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Mataram tersebut, tercatat juga jumlah pasien sembuh secara kumulatif sebanyak 1.201 orang dan masih ada 12 orang masih dalam perawatan.
“Pasien positif COVID-19, yang masih dalam perawatan itu ada di beberapa rumah sakit dan ada juga yang melakukan isolasi mandiri karena dalam kondisi baik,” katanya. (Ant)