26.5 C
Mataram
Sabtu, 4 Mei 2024
BerandaKesehatanKasus DBD Meningkat di Kota Mataram, Dua Pasien Meninggal

Kasus DBD Meningkat di Kota Mataram, Dua Pasien Meninggal

Mataram (Inside Lombok) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Mataram meningkat signifikan. Hingga April ini, DBD di Kota Mataram tercatat mencapai 223 kasus, di mana ada dua pasien meninggal.

Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Mataram, Emirald Isfihan mengatakan peningkatan kasus DBD ini disebabkan karena anomali cuaca yang masih terjadi. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Ratusan kasus DBD yang terjadi ini tersebar di Kota Mataram. Tapi data yang saya lihat ini Cakra agak tinggi sedikit dari daerah lain,” katanya Rabu (3/4) siang. Kasus DBD tahun ini, disebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2023 lalu, di mana DBD pada periode yang sama kurang dari 200 kasus. “Ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.

Terkait dengan adanya pasien yang meninggal dunia tersebut, Emirald mengatakan biasanya karena penanganan yang terlambat dilakukan. Dari ratusan kasus yang dua pasien meninggal. Satu korban murni karena kasus DBD, namun pasien yang lain karena adanya penyakit penyerta.

- Advertisement -

“Jadi dia datang dengan bukan DBDnya. Tapi setelah diperiksa ada DBD nya. Yang satunya karena terlambat dibawa. Jadi lebih waspada saja, kalau demam periksa di puskesmas. Deteksi kasus DBD saat ini sudah bisa lebih cepat terdeteksi,” ungkapnya.

Masyarakat diingatkan untuk rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Ditengah perubahan cuaca saat ini, PSN sangat penting dilakukan agar kasus DBD tidak lagi terjadi ditengah masyarakat. “PSN itu nomor satu. Lini berikutnya baru fogging. Karena fogging itu kan hanya untuk dewasa,” katanya.

Guna meningkatkan PSN di masing-masing lingkungan, Dikes Kota Mataram berkoordinasi dengan pihak kecamatan, kelurahan hingga lingkungan. Koordinasi ini agar PSN bisa dilakukan secara gotong royong. “PSN juga harus dilakukan di sekolah, perkantoran. Itu yang kita harapkan berperan penting,” ucapnya.

Terkait puncak DBD, lanjut Emirald, seperti tahun-tahun sebelumnya yaitu pada Maret lalu. Hanya saja saat ini hingga April kasus DBD masih tinggi dan diprediksi puncaknya pada pertengahan bulan ini. “Ini sepertinya bergeser ke pertengahan April terakhir. Ini sekarang lagi tinggi-tinggi. Mudahan bisa segera berakhir segara ini ya,” tutupnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer