29.5 C
Mataram
Minggu, 5 Mei 2024
BerandaLombok BaratRibuan Perempuan di Lobar Terpaksa Jadi Kepala Keluarga, Hidup di Bawah Garis...

Ribuan Perempuan di Lobar Terpaksa Jadi Kepala Keluarga, Hidup di Bawah Garis Kemiskinan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Ribuan perempuan di Lombok Barat (Lobar) kini terpaksa menjadi kepala keluarga. Mereka pun tercatat hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan minim.

Ribuan perempuan itu pun antara lain tergabung di Serikat Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Lobar. Organisasi ini pun beranggotakan sedikitnya 1.376 orang perempuan yang menjadi kepala keluarga, baik karena telah menjadi janda karena ditinggal mati, janda hidup (bercerai), perempuan yang ditinggal ke luar negeri, perempuan lajang, hingga perempuan yang memiliki suami yang tidak bisa bekerja.

“Di Lobar kita (PEKKA, Red) ada di enam kecamatan, 27 desa yang tergabung dalam 71 kelompok dengan jumlah anggota 1.367 orang sampai saat ini,” ungkap Ketua Serikat PEKKA Lobar, Rahmawati belum lama ini.

Dia menuturkan, hampir sebagian besar perempuan anggota PEKKA Lobar berada di bawah garis kemiskinan. Karena rata-rata mereka bekerja sebagai buruh tani, buruh harian lepas, hingga pedagang.

- Advertisement -

Untuk itu pihaknya sangat berharap adanya intervensi program dari pemerintah daerah (pemda) maupun pemerintah desa (pemdes) setempat, guna membantu memberdayakan mereka para perempuan itu sehingga taraf hidupnya bisa meningkat. “Jadi bervariasi pendapatanya, karena ada yang usaha bakulan, kios, sembako, pedagang keliling dan pembuat jajan dan sebagainya. Ada juga yang penghasilanya musiman,” bebernya.

Diakui, sejauh ini perhatian dalam bentuk program maupun bantuan dari pemerintah kepada para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga itu masih minim. Padahal terdapat beberapa usaha maupun produk olahan yang sudah dihasilkan para perempuan tangguh tersebut.

Karena itu, bantuan program pemberdayaan baik berupa pelatihan kemampuan sumber daya manusia, perlengkapan usaha mikro, hingga mengakomodir produk UMKM yang telah mereka hasilkan akan sangat membantu. “Ketika ada usaha dari ibu-ibu ini bisa diakomodir kabupaten, bisa ditampilkan di pameran-pameran supaya tidak melempem usaha ibu-ibu ini. Karena sudah berjuang menghasilkan produk tetapi pemasaranya masih kurang,” terangnya.

Sejauh ini Serikat PEKKA Lobar itu hanya melakukan kerja sama dengan Yayasan PEKKA Pusat untuk pendanaan program inklusi. Salah satunya program kelas kewirausahaan di Kecamatan Kediri yang sudah digelar beberapa waktu lalu.

Program itu berupaya memberikan bekal kepada para perempuan anggota PEKKA Lobar untuk membuka usaha wirausaha ke depan. “Kalau dari pemerintah daerah sejauh ini bantuanya hanya penyuluhan saja, belum tersentuh pada pendanaan. Sehingga kita gelar forum agar bisa dilirik dinas-dinas terkait,” pungkas Rahmawati.

Menanggapi hal itu, Kadisperindag Lobar, Muhur Zohri mengaku siap membantu dan memfasilitasi para perempuan tersebut agar memperoleh bantuan program Industri Kecil Menengah (IKM). Agar produk usaha yang sudah dirintis para anggota PEKKA itu bisa memperoleh bantuan dana demi menaikkan taraf ekonomi keluarga mereka. “Kita harapkan untuk mengusulkan proposalnya yang dibutuhkan,” lugasnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Lobar, Ahmad Saikhu mengaku Pemda Lobar tetap konsen terhadap upaya dan program pemberdayaan para perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga tersebut. Terlebih hal itu masuk dalam salah satu indikator kinerja utama RPJMD Lobar terkait indek pembangunan gender.

Ke depan pihaknya berharap agar PEKKA terlibat dalam proses penyusunan program anggaran saat Musrembang digelar. Sehingga bisa diarahkan masuk dalam program pemberdayaan di beberapa OPD. Sebab diakui Saikhu, program pemberdayaan perempuan tidak hanya ada di Dinas P2KBP3A, namun juga di beberapa OPD lain seperti Disperindag, Dinas Koperasi, dan Dinas Ketahanan Pangan. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer