31.5 C
Mataram
Sabtu, 4 Mei 2024
BerandaLombok TengahGedung Rusak, Puluhan Sekolah di Loteng Tunggu Perbaikan Tahun Depan

Gedung Rusak, Puluhan Sekolah di Loteng Tunggu Perbaikan Tahun Depan

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Puluhan gedung sekolah yang dilaporkan rusak berat dan tidak layak digunakan di Lombok Tengah (Loteng) masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan daerah (pemda). Perbaikan pun direncanakan baru bisa dilakukan tahun depan.

Perbaikan perlu dilakukan untuk memberikan fasilitas yang layak bagi siswa. Sebelumnya, DPRD Loteng mencatat ada sekitar 86 lebih gedung sekolah yang dilaporkan rusak berat dan tidak layak digunakan.

“Itu sudah diverifikasi dari sini dan sudah kita usulkan (ke pemerintah pusat, Red). Mudah-mudahan itu kita bisa selesaikan,” ujar Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri saat dikonfirmasi Inside Lombok, Jumat (8/9/2023).

Pathul mengatakan beberapa gedung sekolah yang dilaporkan rusak itu juga akan segera dibagun dan dikerjakan di 2024 mendatang. “Memang kita harus maklumi, karena (gedung sekolah) yang rusak ini kan lebih dulu dibangun,” imbuhnya.

- Advertisement -

Pihaknya juga telah melakukan kunjungan dan membahas mengenai perbaikan sejumlah yang dilaporkan rusak ke Kementerian Pendidikan. “Kalau usulan sudah ada itu, secara teknis itu sekitar sepuluh, 2024 akan dikerjakan. Hanya saja ini kan belum tahun 2024, APBD Murni belum diketok,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu dari sekolah yang mengalami kerusakan bangunan adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kelambi di Kecamatan Praya Barat Daya. Kondisi bangunan sekolah itu sangat memperhatikan, di mana atapnya banyak yang bolong dan plafonnya keropos sampai sebagai ambruk.

Kepala SDN Kelambi, Indiprayitna mengatakan kondisi bangunan tersebut membuat para guru dan siswa merasa tidak aman dan nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar. Terlebih ketika musim hujan.

Kondisi bangunan sekolah itu pun diakui sempat mendapat renovasi di 2007 silam, sehingga sekarang membutuhkan perbaikan. Namun kerusakan yang ada terbilang masih butuh banyak penanganan. “Sudah direnovasi tahun 2007, tapi memang kondisinya sekarang ini tidak nyaman karena was-was saat mengajar,” ujarnya. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer