Lombok Tengah (Inside Lombok) – Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMAN 1 Praya mengungkap alasan para siswa melakukan aksi unjuk rasa, Kamis (25/5/2023) lalu. Melalui aksi tiu, mereka meminta Kepala Sekolah SMAN 1 Praya Tengah, Amrullah agar diganti.
Salah satu Wakil Ketua OSIS, Sriulati mengatakan aksi demo yang dilakukan oleh siswa SMAN 1 Praya Tengah itu merupakan bentuk solidaritas dan prihatin terhadap salah satu siswa yang kerap kali mendapat cemoohan oleh kepala sekolah mereka. Saking seringnya, Amrullah dinilai para siswa telah melakukan perundungan.
“Kita dari OSIS ada sentuhan hati saja, tidak ada satupun dari Bapak Guru yang tahu rencana aksi kita itu,” ujarnya, senin (28/5/2023) di sekolahnya. Diterangkan, awalnya perwakilan OSIS berencana menghadap langsung ke Kepala Sekolah mereka. Namun cara amrullah yang kerap mencemooh seorang siswa disebutnya telah memantik siswa lainnya untuk turut serta menyuarakan penolakan mereka atas sikap Amrullah.
“Bukan masalah Faizal (siswa yang diduga mengalami perundungan, Red) saja yang membuat kami geram. Selama ini banyak hal-hal yang membuat kita (lakukan aksi, Red) kok ada yang berbeda di sekolah ini. Makanya kita melakukan aksi demo itu,” tegasnya.
Selain itu, para siswa dari organisasi ekstra sekolah yang ikut melakukan demonstrasi disebut memiliki tuntutan berbeda-beda. Menurutnya, perasaan tertekan atas cara Amrullah memperlakukan siswa tidak hanya dirasakan oleh OSIS, melainkan oleh organisasi ekstras seperti PMR, Paskibra, dan Remaja Musala di sekolah tersebut.
Saat menggelar aksi demo, para siswa pun menuliskan tuntutannya dalam kertas yang mereka bawa saat aksi. ‘Kami tidak butuh kepsek arogan’, ‘jabatan tinggi jangan sampai lupa mati, dan ‘ganti kepsek’ adalah beberapa di antaranya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepsek SMAN 1 Praya Tengah, Amrullah menilai aksi yang ditujukan kepada dirinya oleh para siswa itu adalah salah satu pembelajaran berdemokrasi di sekolah. “Itu adalah bagian cara berdemokrasi di sekolah. Saya juga dulu saat mahasiswa sering demo, jadi ini cara berdemokrasi,” ujarnya. (fhr)