28.5 C
Mataram
Jumat, 22 November 2024
BerandaLombok TengahPuluhan Hektare Tembakau di Loteng Terendam, Apetal Pertanyaan DBHCHT

Puluhan Hektare Tembakau di Loteng Terendam, Apetal Pertanyaan DBHCHT

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Curah hujan yang terjadi, Kamis (6/7) malam kemarin menyebabkan puluhan hektare tanaman tembakau milik petani di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) terendam. Hal itu pun membuat tembakau menjadi layu, sehingga berpotensi merugikan petani.

Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau (Apetal) Lombok, Jopi Hendrayani mengatakan dari pendataan yang dilakukan pihaknya ada puluhan hektare tanaman tembakau di Praya Timur terendam, tidak terkecuali di daerah lain. “Kami turun lapangan melihat para petani kita membawa cangkul untuk membuat selokan untuk mengurangi air di sawah mereka,” katanya, Jumat (7/7/2023).

Selain itu, Jopi menyebut kondisi tanaman tembakau milik para petani juga terlihat lesu karena terendam dari malam hingga pagi. “kalau kita lihat tembakau ini kan sudah memasuki bulan kedua ada juga yang baru-baru nanam,” imbuhnya.

Di sisi lain, pihaknya meminta supaya dinas pertanian di tingkat kabupaten dan provinsi harus segera mengutus petugas lapangan yang ada di masing-masing desa. Terutama untuk mendata petani yang merugi akibat air yang menggenangi sawah mereka.

“Dinas harus segera turun dan mendata para petani yang tanaman tembakaunya kebanjiran,” tegasnya. Jopi menilai pemerintah harusnya hadir dan harus mampu menjadi pelipur lara di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu ini. Terlebih ada dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) yang cukup besar, yang seharusnya digunakan juga untuk membantu para petani tembakau.

“Dana DBHCHT ke Provinsi NTB cukup besar. Kenapa tidak itu digunakan untuk menanggulangi tembakau petani yang mati akibat terendam ini?” tanyanya. Jopi menilai, pemerintah juga lamban merespon keluh kesah petani terlebih ketika kondisi petani tembakau mengalami kerugian.

“Apakah pemerintah kita ini harus menunggu petani tembakau melakukan aksi demo baru ada tanggapan ataukah memang para pejabat kita di kabupaten dan provinsi ini tidak mau peduli sama kondisi petaninya saat ini,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer