Lombok Timur (Inside Lombok) – Petugas pengelola Pasar Masbagik keluhkan tidak adanya alat tes kit untuk melakukan tes terhadap makanan di pasar. Padahal, hal itu dibutuhkan untuk menjamin keamanan produk makanan yang terbuat dari bahan berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Wakil Kepala Pasar Masbagik, Sofiyanto mengatakan sudah 2 tahun pihaknya tidak bisa uji tes kit bahan makanan berbahaya, dengan alasan alat tes yang sudah kadaluarsa. Pihaknya pernah meminta pengadaan alat kepada Dinas Kesehatan yang kemudian mengarahkan ke puskesmas terdekat.
“Kami ke Puskesmas Masbagik, tapi sama alatnya juga sudah kadaluarsa, termasuk Dinas Kesehatan juga alatnya sudah lama tidak digunakan,” ucapnya pada Inside Lombok, Kamis (25/05/2023).
Terkait hal tersebut beberapa tahun ini pihak pengelola Pasar Masbagik tak bisa melakukan tes kit bahan makanan. Sehingga hanya bisa berfokus pada sosialisasi bahan makanan yang berbahaya saja.
“Maka dari itu kami minta dari pihak BPOM agar benar-benar membantu kami dalam memberikan alat tes kit, sehingga kami pengelola pasar tidak kelabakan dan maksimal dalam menangani bahan pangan berbahaya ini,” jelasnya.
Sofiyanto mengaku jika tidak ada dukungan dari pihak-pihak terkait baik dari BPOM, Dinas Perdagangan maupun Dinas Kesehatan maka ia sangat kesulitan dalam mengidentifikasi maupun mencegah bahan-bahan berbahaya ini masuk ke pedagang khususnya pedagang Pasar Masbagik.
“Beruntungnya kemarin BPOM Mataram dapat membantu kami melaksanakan tes kit sehingga makanan yang mengandung bahan berbahaya dapat kita ketahui,” katanya.
Sejak 2019 BPOM memberikan diberikan alat yang lengkap yaitu alat tes kit kepada pengelola Pasar Masbagik, sehingga bisa leluasa memberikan penyuluhan maupun mengetes bahan-bahan makanan yang mengandung bahan yang berbahaya.
“Hingga 2 tahun terakhir kami pemeriksaan Alhamdulillah hasilnya sangat bagus, bahan-bahan berbahaya semakin berkurang. Tapi semenjak alat kami sudah kadaluarsa tes tidak dapat kami lakukan,” tegasnya.
Dari hasil temuan yang didapatkan pada tes kit beberapa hari lalu masih banyak yang masih menggunakan bahan-bahan yang tidak baik terhadap bahan pangan karena kurangnya pengawasan. Namun pihaknya tidak bisa memvonis bahan pangan tersebut mengandung bahan berbahaya jika tidak melakukan tes kit.
“Tapi kalau menghimbau pedagang untuk lebih berhati-hati lagi baik kita menggunakan brosur yang diberikan oleh BPOM kita sampaikan ke pedagang-pedagang sebagai bahan sosialisasi, namun serasa ini kurang maksimal intinya saat ini kami sangat membutuhkan alat tes kit,” pungkasnya. (den)