Mataram (Inside Lombok) – Usaha hiburan di Senggigi disebut belum benar-benar pulih, meski masa pandemi Covid-19 telah berubah status menjadi endemi sejak 21 Juni 2023 lalu. Guna mengembalikan kembali pariwisata Senggigi, terutama menghidupkan kembali usaha-usaha yang ada, Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi menilai perlu ada perbaikan agar destinasi wisata tersebut bisa lebih kompetitif dengan daerah lainnya.
Di sisi lain, ada banyak event yang diselenggarakan dengan harapan mampu mendatangkan wisatawan sehingga menghidupkan kembali pariwisata NTB, terutama di Senggigi. Artinya, jika pariwisata membaik dari sisi event, maka berdampak positif bagi pengusaha hiburan di Senggigi.
“Saya kira gini, mau dijejali oleh event apapun, Senggigi ini agak sulit kecuali infrastruktur yang harus diperbaiki. Kalau mau Senggigi ini jadi kompetitif dengan daerah-daerah lain, itu memang pertama infrastruktur yang dibangun,” ujar Ketua APH Senggigi, Suherman saat ditemui, Senin (27/11).
Infrastruktur yang harus diperbaiki disebutnya seperti jalur lintas dari Senggigi menuju Pusuk, Lombok Utara. Kemudian dari masing-masing desa ke desa agar tidak menjadi jalan yang terisolir dengan harus dihubungkan. Mengingat masih ada tiga desa di Kecamatan Batulayar belum terkoneksi dengan jalan penghubung. Antara lain Batulayar Induk dan Batulayar Barat serta Senggigi.
“Ini yang nggak nyambung (terkoneksi). Kalau Meninting sudah nyambung ke Sandik, sudah ada jalannya. Dari Sandik nyambung ke Teloke desa seteluk bila mana ada traffic jump itu paling tidak ada jalur alternatif. Jadi orang tidak kesal, tidak jengkel,” terangnya.
Kedua infrastruktur yang perlu diperhatikan adalah jalan utama atau biasa dikenal dengan sunset road Senggigi. Karena dari Meninting sampai Mangsit melintasi jalan utama ini disuguhkan dengan sunset.
Hal itu dinilai bisa menjadi daya tarik bagi tamu atau wisatawan yang berkunjung. Apalagi memasuki Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 menjadi harapan pelaku usaha di Senggigi agar bergeliat lagi.
“Tentunya harapan kita adalah orang-orang yang staycation, yang mau berlibur melihat suasana Senggigi seperti apa di saat-saat tahun baru. Memang masih berat, karena memang posisinya Senggigi ini kalau untuk hiburan posisinya di minggir. Karena mataram sudah survive, apa yang mau dicari di Senggigi sudah ada di Mataram,” ungkapnya.
Jika dilihat dari sisi tingkat hunian hotel menjelang akhir tahun ini, hingga Desember sudah mulai ada kunjungan. Termasuk untuk tamu kelas menengah ke atas. “Tinggal harapan kita dengan dibukanya infrastruktur seperti jalan, penerangan jalan yang bagus dan pelebaran jalan yang baik itu tentunya bisa mendorong pengusaha itu untuk membangun hotel-hotel yang kelas ekonomis, itu harapan kita jadi tidak menengah keatas saja tapi menengah kebawah pun bisa terakomodir,” jelasnya. (dpi)