Mataram (Inside Lombok) – Predikat Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia semakin dilirik, pasalnya maskapai penerbangan dari Brunei Darussalam yaitu Royal Brunei tahun ini menjajaki rute penerbangan baru Bandar Seri Begawan – Zainuddin Abdul Madjid International Airport. Hal ini tentu memberi angin segar bagi masa depan pariwisata NTB.
Manager Marketing Commercial Departement Royal Brunei (RB) Alirahim Haji Abdul Rani optimis Indonesia memiliki destinasi wisata yang berpotensi untuk didatangi masyarakat Brunei. “Sekarang sedang pembicaraan government to government,” katanya, seperti dikutip dari laman CNN selasa (9/10).
Menurut dia, Lombok dinilai cocok menjadi destinasi dikarenakan mayoritas masyarakat Brunei adalah muslim. Segala kebutuhan peribadatan bagi wisatawan muslim ada di Lombok dengan pelayanan yang mengacu pada standar internasional.
“Mayoritas masyarakat Brunei adalah muslim, tentu sangat cocok dengan Lombok,” ujarnya.
Selain itu, bandara di Lombok ini juga sudah berpredikat internasional dan dinilai sudah siap menerima kedatangan lebih banyak wisman kedepannya.
Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono ikut berkomentar menjelaskan mengapa Lombok layak dijadikan wisata halal. Pertama, tak sulit mencari tempat ibadah atau masjid karena mayoritas penduduk Lombok beragama Islam.
“Dengan jarak tak sampai 2 km, wisatawan sudah bisa menemukan masjid,” ujarnya.
Kedua, masakannya juga dijamin halal seperti ayam taliwang dengan harga yang relatif murah. Makanan halal lainnya adalah plecing kangkung, sate bualayak, sayur ares yang terbuat dari pelepah pisang, serta ikan bakar Pantai Nipah.
Selain itu, hotel di Lombok banyak yang berkonsep syariah khususnya di Mataram. Setiap makanan dan minuman bersertifikat halal dari MUI, toiletnya disediakan shower untuk berwudhu, selain sajadah dan Al Quran yang tersedia di kamar.
“Sangat cocok untuk wisatawan dari Brunei,” katanya.
RB sendiri memiliki rute ke Jakarta sebanyak 6 kali seminggu, Surabaya 6 kali seminggu dan Bali sebanyak 5 kali seminggu. Dengan begitu Lombok akan menjadi destinasi keempat RB di Indonesia.
Sementara itu Menpar Arief Yahya selalu menegaskan bahwa konektivitas udara merupakan sesuatu yang penting bagi pariwisata Indonesia. Dia juga mengatakan bahwa ada tiga isu penting yang harus diketahui yaitu perijinan rute penerbangan, kapasitas bandara serta kapasitas kursi.
“Untuk meningkatkan aksesibilitas udara, perlu membangun komunikasi dan kolaborasi dengan unsur authorities, airports dan air navigation, serta airlines,” katanya. (IL5)
