Lombok Tengah (Inside Lombok)- Sejumlah program pelatihan untuk tenaga kerja lokal yang akan bekerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika batal terlaksana tahun 2020 ini. Pasalnya, anggaran pelatihan dan pembinaan tenaga kerja khusus KEK Mandalika dialihkan untuk penanganan Covid-19.
“Tahun anggaran 2020 sudah dianggarkan untuk pelatihan pemagangan. Tapi karena ada Covid-19, dana itu terpotong”,kata Kepala Bidang Pelatihan dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Tengah, Murdi, Senin (20/7/2020).
Diterangkan Murdi, program pemagangan yang telah direncanakan oleh pihaknya sejatinya diharapkan untuk mempersiapkan tenaga kerja di KEK Mandalika.
“Artinya setelah selesai pemagangan bisa ditempatkan di tempat pariwisata di Kuta”,katanya.
Begitu pula dengan program sertifikat tukang sebanyak 150 orang di Lombok Tengah juga terkendala karena anggarannya dipakai untuk menangani Covid-19. Selain itu, ada juga 16 paket pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Tengah.
“Tahun ini kegiatan kita yang sudah kita persiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan tenaga kerja di sana semuanya terpotong akibat Covid-19”,kata Murdi.
Tahun ini, Dinas Tenaga Kerja juga merencanakan pembangunan hotel mini senilai Rp1,5 milyar di BLK Lombok Tengah.
Dengan tujuan calon tenaga kerja dilatih di BLK. Kemudian mereka akan langsung praktek di hotel mini itu.
“Setelah itu langsung dipekerjakan di pasar. Tapi hotelnya juga mentok juga kemarin”,katanya.
Sementara desain dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sudah tuntas. “Itu dananya Rp 1,5 milyar kemarin. Tapi dibatalkan karena Covid-19”,sesalnya.
Namun, pihaknya merasa lega karena pembangunan hotel mini dua lantai ini dianggarkan kembali di tahun 2021. Meski di satu sisi, pembangunan hotel di KEK Mandalika saat ini sedang dalam proses. Sementara tenaga kerja yang diharapkan akan ditempatkan di sana belum dilatih.
“Rencananya kita mulanya selesai pemagangan bisa langsung ditempatkan di hotel yang ada di Kuta”, ujarnya.
“Misalnya pelatihan untuk perhotelan ada untuk cleaning servis, front office nya di sana praktik. Setelah itu bisa langsung ke pasar”,ujarnya lagi.
Pihaknya bertekad agar kebutuhan 56 ribu tenaga kerja di KEK Mandalika bisa diisi oleh masyarakat NTB khususnya Lombok Tengah. Sehingga pelatihan dan pembinaan akan dimaksimalkan.
BLK dan Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) akan dimaksimalkan. Jumlah LPKS di Lombok Tengah hampir 80 LPKS.
“Di BLK dan di LPKS kita genjot semua supaya bisa menghasilkan tenaga kerja yang sudah siap pakai”,katanya.
Sementara untuk tenaga kerja jenjang yang lebih tinggi adalah tanah Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok.