Mataram (Inside Lombok) – Industri pariwisata dari perhotelan dan UMKM di NTB siap memperkuat rantai pasokan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika. Sinergi tersebut diharapkan meningkatkan manfaat kehadiran industri pariwisata di destinasi ini bagi UMKM lokal.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Fadjar Hutomo menerangkan produk UMKM lokal diproyeksikan terserap melalui rantai pasok industri pariwisata. “Bukan hanya soal restoran, hotel dan kafe, tapi juga ada atraksi, ada produk-produk loka. Seperti ini yang tentunya akan memenuhi kebutuhan dari wisatawan yang hadir di sini sebagai trafiknya,” ujar Fadjar Hutomo, Kamis (27/1).
Untuk itu, pihaknya memfasilitasi temu bisnis antara hotel yang berperan sebagai penerima pasokan yang akan dipenuhi kebutuhannya oleh UMKM sebagai pemasok. Pada tahap pertama dilakukan temu untuk sektor kuliner sebagai fokus utama, kemudian dilanjutkan untuk sektor feysen dan kriya.
“Kurang lebih hari ini ada 50 UMKM, besok juga sama. Buyer-nya seluruh hotel yang ada di sini (NTB). Dua hari ini awal, tentunya kedepan kemudian kita berharap dari dinas bisa meneruskan upaya ini untuk terus berlanjut,” ungkapnya.
Pihaknya menyarankan, pemerintah daerah dapat memanfaatkan juga NTB Mall sebagai platform untuk mengakomodir sinergi pelaku usaha pariwisata dan UMKM lokal. Tujuannya untuk terus mempertemukan penerima dan pemasok, yang tentunya didukung dengan pengembangan kapasitas.
“Demand punya rekrutmen, punya kualitasnya, kuantitasnya, kemasannya, ini yang di titik dipertemukan. Apa maunya buyer dengan seberapa jauh supplier memenuhi permintaan itu,” terangnya.
Dicontohkan, seperti produksi kopi yang menjadi salah satu servis yang diberikan oleh hotel. Di mana UMKM lokal dapat mandiri menyediakan pasokan kopi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan industri pariwisata.
“Suplai kopi dari lokal, sandal hotelnya atau interiornya di luar. Yang penting adalah bagaimana mereka masuk dan memenuhi rantai pasok dari kebutuhan industri,” imbuhnya. Terlebih UMKM-UMKM NTB siap mendukung Mandalika, tinggal sekarang bagaimana hotel dengan UMKM-nya.
Terpisah, ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Ketut Wolini mengaku hotel siap saja menerima pasokan produk UMKM. Baik berupa produk kuliner maupun ekraf. Apalagi sudah ada Peraturan Gubernur yang meminta hotel menyerap produk lokal.
“Sekarang yang menjadi perhatian dari pihak hotel adalah kualitas, legalitas, izin dari kesehatan, packing baru kita bisa MoU. Nanti dalam MoU itu akan diatur bagaimana pembayaran dan lain-lainya,” katanya. (dpi)