28.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaBerita UtamaHasil Uji Lab Dikes Loteng, Ada E-Coli Tinggi di Embung Bidadari

Hasil Uji Lab Dikes Loteng, Ada E-Coli Tinggi di Embung Bidadari

Lombok Tengah (Inside Lombok)- Dinas Kesehatan Lombok Tengah (Loteng) telah melakukan uji laboratorium terhadap kandungan air Embung Bidadari yang ada di Desa Saba, Janapria, Loteng. Hal tersebut sebagai bentuk antisipasi dan mencegah terjadinya penyakit lingkungan, semenjak embung itu banyak didatangi masyarakat dari berbagai daerah lantaran diyakini bisa membawa kesembuhan.

Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dikes Loteng, Lalu Putrawangsa menjelaskan dari hasil pemeriksaan laboratorium air Embung Bidadari menunjukkan beberapa item yang tidak memenuhi standar layak digunakan untuk kebutuhan air sehari-hari.

“Misalnya seperti di warna itu tidak memenuhi standar karena warnanya keruh, kemudian berbau amis dan ada lumpur,” katanya saat dikonfirmasi di kantornya, Jumat (18/8/2022)

Lebih lanjut untuk pemeriksaan rasa juga tidak memenuhi kriteria karena ada kandungan organoleptik, dan hasil dari laburatorium untuk Ph-nya tinggi, sekitar 7,0 dari standar 6,5 sampai 8,5. Untuk itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 294, air di embung itu juga tidak memenuhi standarisasi air minum.

“Sebenarnya kalau kita melihat dari tiga item tersebut tidak memenuhi syarat untuk digunakan untuk mandi, apalagi untuk diminum,” terangya.

Kemudia dalam pemeriksaan laburatorium juga menunjukkan kandungan bakteri e-coli dan coliform (kandungan tinja) dengan standar yang harusnya ada dengan angka nol.

“E-coli-nya tinggi. Harusnya nol di sini (standarnya) menurut hasil laboratorium (kandungannya) ada tiga,” ujarnya.

Diterangkan Putrawangsa, jika air dengan kandungan e-coli yang tinggi, masyarakat diimbau untuk tidak meminumnya karena bisa menyebabkan diare dan lainnya.

“Karena kandungan e-coli tinggi, jadi kita minta dalam waktu dekat koordinasi dari pemerintah desa, kecamatan dan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan pemaham kepada warga,” terang dia.

Di sisi lain, pihaknya tidak menampik apa yang diyakini dan diasumsikan masyarakat bahwa dengan berendam di embung tersebut bisa menyembuhkan penyakit. Namun pihaknya khawatir apabila diteruskan akan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk sakit diara dan lainnya.

“Kalau dari hasil miskroskopis kita tidak bisa membandingkan hasil laboratorium dengan asumsi masyarakat yang mereka katakan bermanfaat,” pungkasnya. (fhr)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer