Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah aliansi mahasiswa di Universitas Mataram (Unram) gelar aksi demo menolak kedatangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto yang akan mengisi kuliah umum di kampus mereka. Para mahasiswa bahkan sempat bersitegang dengan satpam kampus, lantaran tidak diizinkan mendekati Rektorat yang menjadi lokasi kuliah umum.
“Kami ingin pastikan mimbar akademik Unram itu bersih dari urusan-urusan atau intrik-intrik partai politik, ini yang kita jamin sehingga mahasiswa punya tugas menjaga itu,” ujar Koordinator Umum Aliansi Mahasiswa Unram, Muhammad Isnaini Hamidin, Kamis (15/9).
Kunjungan Hasto menjadi sorotan mahasiswa, lantaran sebelumnya pihak kampus justru sempat menolak kuliah umum yang akan diisi Rocky Gerung yang akan menjadi narasumber seminar nasional di Unram. Hal tersebut memantik amarah mahasiswa, sehingga melakukan aksi demonstrasi penolakan di depan rektorat.
“Baru-baru ini tiba-tiba mendadak surat edaran itu menyebar terkait perkuliahan umum diisi oleh salah satu tokoh partai politik yang memiliki jabatan di partai politik, sebagai sekjen PDIP pusat, yang kapasitasnya dijelaskan bahwa dia dosen di situ,” jelasnya.
Ketua Umum UKM Pembina Ideologi Bangsa (PIB) Unram, Adrian Islah Perdana menambahkan mahasiswa ingin menjaga kondusifitas mimbar yang ada di Unram. Segala intrik-intrik politik tidak ada. Menurutnya, jika ingin menjaga komitmen memajukan kampus, maka semua harus berani dan tegas untuk menolak segala bentuk intrik-intrik politik yang masuk kampus.
“Kami untuk terus menyuarakan hal ini memastikan mimbar Unram bebas dari segala macam bentuk urusan politik,” ujarnya. Selain itu harapannya para mahasiswa ingin Rektor Unram lebih terbuka dan cair dengan mahasiswa.
“Karena selama beberapa bulan ini kami teman-teman mahasiswa itu khususnya yang tergabung di lembaga-lembaga baik itu di fakultas maupun BEM universitas itu kesulitan menemui rektor,” bebernya.
Terpisah, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto dikonfirmasi terkait dengan penolakan sejumlah mahasiswa atas kehadirannya di Unram menanggapi bahwa gelaran aksi demonstrasi menjadi hal biasa. Hal tersebut merupakan hak para mahasiswa untuk melakukan demonstrasi penolakan, termasuk atas kedatangan dirinya.
“Ya itu hal yang biasa, demokrasi. Saya juga dulu mahasiswa sering demo, jadi kita hormati haknya. Tetapi mereka bisa bertanya terhadap apa yang saya sampaikan itu yang fair (adil, Red) seperti itu,” ujarnya. (dpi)
