Mataram (Inside Lombok) – Acara tradisi maleman biasanya digelar setiap malam ganjil pada 10 terakhir bulan Ramadan. Di Kabupaten Lombok Barat misalnya, ada yang melaksanakan maleman pada tanggal 21 atau 27 Ramadan, salah satunya seperti di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari.
Ketua Remaja Masjid Baiturrahman Kekait, Muhammad Farid mengatakan di desanya tradisi maleman dilaksanakan pada malam ke-27 Ramadan atau Senin (17/4) malam kemarin. Kegiatan ini untuk menjaga tradisi yang diwariskan oleh para orang tua dulu.
“Pawai obor ini untuk menjaga tradisi, bahwa di malam ke-27 Ramadan itu dari dulu sudah ada tradisi dile obor atau jojoran,” katanya, Selasa (18/4) pagi.
Ia menuturkan, pelaksanaan pawai obor pada malam ke-27 bulan Ramadan masih dilakukan secara konvensional. Di mana obor yang digunakan terbuat dari bambu dan diisi minyak tanah. Meski sudah ada cara-cara modern, remaja masjid di Kekait masih mempertahankan cara lama untuk menjaga tradisi.
“Ini dilakukan dengan konvensional. Walaupun di beberapa kota sudah menggunakan obor elektrik seperti lampion, flash handphone dan lain-lain, namun nilai atau rasanya akan berbeda,” ungkapnya.
Tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan pawai obor dilakukan secara resmi. Selama dua tahun pelaksanaan di Kekait, pawai obor masih tetap diikuti dengan meriah oleh masyarakat. Selain menjaga tradisi, kegiatan tersebut juga untuk mensyiarkan agama Islam. Karena peserta sepanjang jalan membaca shalawat kepada nabi.
“Jadi bagi kami tradisi–tradisi baik ini akan terus kami jaga biar menunjukkan bahwa kita memiliki tradisi lokal. Sehingga akan menggugah semangat dari warga masyarakat khususnya yang berada di kampung kami lebih mencintai dan menghargai tradisi yang bersifat positif ini,” katanya.
Peserta yang mengikuti pawai obor sangat banyak mulai tingkat anak-anak, remaja hingga kalangan orang tua. “Ibu-ibu dan bapak-bapak yang ikut serta mendampingi anak mereka. Peserta yang mengikuti pawai obor ini berasal tiga dusun yakni Dusun Kekait 1, Dusun Kekait 2 dan Dusun Kekait Thaibah,” tuturnya.
Rute pawai obor tersebut yaitu mulai dari Halaman Yayasan Pondok Pesantren At-Tahzib, mengarah ke selatan menuju Dusun Puncang kemudian masuk kedalam ke Dusun Kekait 2, Kekait 1 dan Kekait Thaibah kemudian berakhir kembali di halaman Yayasan Pondok Pesantren At-Tahzib. (azm)