33.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaBerita UtamaJaga Lonjakan Inflasi di NTB, Pasar Murah Diadakan 16 Kali

Jaga Lonjakan Inflasi di NTB, Pasar Murah Diadakan 16 Kali

Mataram (Inside Lombok) – Jaga stabilitas harga agar tidak terjadi lonjakan inflasi di tengah-tengah masyarakat, Pemprov NTB melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) akan menggelar 16 kali kegiatan pasar murah. Di mana kegiatan itu difasilitasi Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Kepala DKP NTB, Abdul Aziz mengatakan gerakan pangan murah ini dilakukan di seluruh indonesia, yang dilaksanakan di 300 kabupaten/kota di seluruh provinsi. Kegiatan pangan murah ini adalah upaya untuk menghadirkan berbagai jenis kebutuhan pangan dengan harga murah di tengah-tengah masyarakat.

“Jadi ini di hajatkan dalam rangka menghadapi HBKN (Hari Besar Keagamaan dan Nasional), kita kan menghadapi Iduladha, di samping itu untuk mengendalikan inflasi,” ujar Aziz, Senin (26/6).

Pangan murah pertama digelar Senin (26/6) di Seganteng, Kota Mataram. Bersamaan dengan launching pangan murah secara nasional. Nantinya tidak hanya di satu tempat saja diadakan, tetapi di beberapa titik di Kota Mataram dan Lombok Barat

“NTB dapat 16 kali gelar pasar murah, dan ini baru pertama dari 16 kali yang diberikan Bapanas. Ini lagi 6 bulan di 2023, artinya dalam 1 bulan itu kita laksanakan 3 kali,” terangnya.

Pada kegiatan pangan murah ini, pihaknya bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI), Perum Bulog, serta lintas OPD terkait lingkup Pemprov NTB. DKP Provinsi NTB juga melibatkan distributor, kelompok tani (PUPM) untuk menyediakan kebutuhan dengan harga di bawah harga pasaran.

“Distributornya cukup banyak, ini ada dari dinas rumpun hijau, perdagangan, kelautan perikanan, koperasi, perindustrian, yang terlibat. Kemudian para usaha pangan masyarakat, dari BI juga,” tuturnya.

Kegiatan pangan murah ini disambut antusias oleh masyarakat. Sejumlah kebutuhan pangan disediakan, diantaranya, beras, telur, minyak goreng, gula pasir, bawang, cabai, tomat, produk lokal makanan kemasan, dan produk pangan lainnya.

“Dalam rangka pengendalian inflasi, harga bawang Rp25-28 ribu per kilogram, telur kisaran Rp48-50 ribu per terai. Kecenderungan inflasi kita di NTB menurun,” ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan data BI, pada Mei 2023 data gabungan kota di NTB mengalami inflasi sebesar 0,16 persen (mtm), searah dengan prakiraan sebelumnya dan menurun dibandingkan inflasi bulan April 2023 yang sebesar 0,38 persen (mtm). Penurunan inflasi pada Mei 2023 sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca HBKN dan berbagai upaya pengendalian inflasi secara konsisten dilakukan melalui sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Provinsi NTB.

Sedangkan, secara tahunan inflasi gabungan kota di NTB tercatat sebesar 3,90 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan Nasional yang sebesar 4,00 persen (yoy). Tekanan inflasi di Provinsi NTB yang terus menurun dan kembali pada rentang sasaran inflasi Nasional 3+1 persen (yoy) sejalan dengan program pengendalian inflasi TPID selama ini.

“Inilah salah satu bentuk ikhtiar kita, disamping itu juga ada operasi pasar. Mudah-mudahan dengan ini harga kebutuhan pangan tetap terkendali,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer