Mataram (Inside Lombok) – Pembangunan hunian sementara (huntara) untuk korban abrasi di Kota Mataram mulai dikerjakan. Ditargetkan, para korban bencana abrasi akhir tahun 2022 lalu bisa menempati hunian barunya sebelum tahun baru 2024 mendatang.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Mataram, M. Nazarudin Fikri mengatakan pembangunan huntara ini sesuai dengan detail engineering design (DED) yang sudah dibuat. “Target kerjanya itu sesuai hari kerja sekitar 100 hari lebih,” katanya, Jumat (14/7) pagi.
Jumlah huntara yang akan dibangun berkurang dari rencana sebelumnya. Karena pembangunan ini tergantung dari material yang akan digunakan dan dalam berbentuk permanen. “Itu hasil dari penyesuaian agar bangunan huntaran yang ditempati bisa layak huni,” katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya jumlah huntara yang akan dibangun sebanyak 30 unit. Namun, dengan konsep semi permanen karena material yang ringan. “Kalau materialnya terlalu ringan kan kedengaran dan tidak kokoh. Karena kita sudah hitung aspek sosialnya,” tegasnya.
Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan huntara bagi korban abrasi pantai di Mapak Indah sebanyak Rp1,2 miliar. Pembangunan huntara diatas lahan seluas 20 are.
Berdasarkan arahan Walikota Mataram, korban abrasi bisa menempati bangunan yang sudah jadi. Artinya, tidak menunggu semua bangunan selesai baru ditempati. Meski sudah ditempati, peresmian akan dilakukan setelah semua bangunan selesai dikerjakan. “Nanti diresmikan setelah ditempati,” katanya.
Sebagai informasi, jumlah korban abrasi pantai di Lingkungan Mapak Indah Kota Mataram sebanyak 17 KK. Belasan KK tersebut rumahnya rusak parah dan akan menjadi prioritas untuk menempati huntara. (azm)
