Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Provinsi NTB mengikuti lomba teknologi tepat guna (TTG) tingkat nasional pada Juni lalu. Salah satu produk yang ikut dilombakan yaitu “Lem Birahi” yang dibuat oleh masyarakat di Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DPMPD-Dukcapil) Provinsi NTB, Ahmad Nur Aulia mengatakan Lem Birahi yang dibuat oleh masyarakat di KLU berfungsi membantu sektor pertanian, khususnya untuk pohon buah.
Salah satu fungsi Lem Birahi adalah mencegah lalat perusak buah-buahan hinggap pada buah, di mana lalat akan terperangkap oleh lem yang dipasang di pohon. Dengan begitu kualitas buah yang dihasilkan bisa lebih baik.
“Mangga atau belimbing misalnya, kan di sana ada yang hitam kulitnya. Itu (lalat buah, Red) menyebabkan rontok. Itu menjadi rugi bagi para petani. Inovator ini dia pelajari siklus lalat itu. Karena lalat itu bisa dari 20 (ekor) dan cepat sekali berlipat ganda. Dua tiga hari bisa kawin lagi,” ujar Aulia.
Cara pemakaian Lem Birahi cukup dioleskan di selembar daun dan ditaruh pada pohon tersebut. Nantinya, lalat-lalat tersebut akan menempel pada lem tersebut dan tidak lagi pada buah-buahan. “Dibuat ramuan dan itu dia namakan Lem Birahi. Karena nanti lalat tidak ke buah, tapi ke lem itu,” ungkapnya.
Sistem kerjanya sama dengan lem yang lain. Namun produk ini ditemukan oleh masyarakat di KLU yang fokus terhadap pertanian. “Dengan adanya lem ini tidak ada pejantan yang hidup. Karena yang ke sana itu jantan-jantan semua. Makanya dinamakan Lem Birahi,” katanya.
Meski belum dipasarkan secara masif, penggunaan Lem Birahi untuk menjaga tanaman ini sudah digunakan oleh masyarakat setempat. “Ini hanya (untuk) hama lalat buah,” tutup Aulia. (azm)