Mataram (Inside Lombok) – Cadangan beras di NTB masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan beras hingga 65 minggu kedepan atau 16 bulan. Cadang beras yang ada saat ini mencapai 734.993,97 ton berdasarkan laporan neraca pangan strategis NTB pada minggu ke III September 2023.
“Dalam seminggu kebutuhan beras di NTB mencapai 11.103 ton yang artinya dengan cadangan yang tersedia, maka dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Abdul Azis, Jumat (22/9).
Apalagi NTB juga sebagai lumbung pangan, bahkan tersedia juga di Gudang Bulog. Data ketersediaan bahan pokok ini diambil dari data dinas yang membidangi ketahanan pangan di kabupaten/kota. Untuk neraca pangan ini dilaporkan dan diperbaharui setiap minggu.
“Begitu juga data perkiraan kebutuhan pangan dilakukan setiap sebulan sekali. Untuk kebutuhan beras di NTB masih sangat mencukupi hingga tahun kedepan. Kita juga berharap hasil panen padi kita di NTB tidak dibawa ke luar dulu,” tuturnya.
Dikatakan, dari semua kabupaten/kota di NTB terdapat dua kabupaten kota yang kategorinya rawan pangan, di Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa Barat. Sebagai akibat dari dampak kekeringan, produksi padi di dua wilayah ini tahun lalu mengalami penurunan cukup drastis. “Tetapi tidak masalah, karena produksi di daerah-daerah penghasil bisa digeser ke daerah-daerah yang kurang,” ucapnya.
Sementara itu, harga beras memang mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Pada minggu ke III September 2023 ini, harga tertinggi hingga Rp13.100/Kg untuk beras kualitas medium. Untuk harga ini, menurutnya tergantung ke mekanisme pasar. Sedangkan, stok pangan strategis lainnya seperti jagung juga terbilang cukup aman. Termasuk juga daging sapi, telur ayam, cabai rawit, cabai besar, bawang merah, bawang putih.
“Produksi dan ketersediaan cadangan pangan di NTB cukup bagus. Kalaupun ada turun naiknya harga, kembali ke pasar,” jelasnya. (dpi)