Mataram (Inside Lombok) – Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya mulai dilakukan. Fasilitas itu nantinya akan dilengkapi dengan alat-alat pengolahan sampah, dan digunakan untuk mengatasi sampah yang datang dari tiga kecamatan di Kota Mataram, antara lain Sandubaya, Mataram, dan Cakranegara.
TPST seluas 53,87 are itu pun memiliki nilai anggaran kontrak mencapai Rp19 miliar lebih, tepatnya Rp19.980.000.000 yang bersumber dari dana APBN. Agar berfungsi maksimal, Pemkot Mataram diminta menyiapkan anggaran Rp1 miliar untuk biaya pemeliharaan setiap tahunnya.
Walikota Mataram, Mohan Roliskana mengatakan alokasi anggaran tersebut nantinya akan diatur dalam kebijakan untuk memelihara TPST yang baru mulai dibangun. “Konsisten dalam memberikan dalam bentuk kebijakan penganggaran untuk pemeliharan dan seterusnya,” katanya, Senin (2/10) pagi.
Alokasi anggaran untuk pemeliharaan mulai disiapkan di tahun anggaran 2024 mendatang. Karena pembangunan tempat pengolahan sampah ini ditargetkan rampung Mei tahun depan. “Ini yang harus kita lakukan tahun depan,” ujarnya.
Selain anggaran pemeliharaan yang harus disiapkan Pemkot Mataram, pemerintah pusat dalam hal ini Balai Prasarana dan Permukiman Cipta Karya meminta agar TPST tersebut bisa berbentuk UPTD. “Kita akan memenuhi dari harapannya untuk bisa berbentuk UPTD,” kata Mohan.
Pengolahan sampah yang dilakukan nanti diharapkan bisa menjadi salah satu sumber PAD. Karena sampah yang diolah akan dijadikan sebagai pakan maggot serta sampah plastik tersebut akan disulap menjadi paving.
“Nanti paving itu dari sampah non organik. Karena nanti arahnya sebagai sumber PAD. Karena selain bisa mengurai sampah juga bisa memberikan potensi terhadap PAD itu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTB, Ika Sri Rejeki pada kesempatan tersebut mengatakan karena ada biaya pemeliharaan yang harus dialokasikan setiap tahun, pengolahan sampah yang dilakukan diharapkan bisa menutupi biaya tersebut. “Selesai pembangunan itu harus dianggarkan untuk pemeliharaannya. Tapi mungkin kedepan TPST ini bisa menghidupi dirinya sendiri,” katanya.
Untuk memaksimalkan TPST tersebut dan menjamin keberlanjutannya, maka SDM yang ditempatkan merupakan yang sudah ahli. Setelah pembangunan, banyak mesin-mesin yang akan disiapkan dan membutuhkan perhatian. “Sehingga nanti bisa fokus dan keberlanjutan TPST ini,” ungkapnya. (azm)