Lombok Timur (Inside Lombok) – Pemerintahan pada masa Presiden Joko Widodo telah sepakat dengan tim transisi Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih untuk menganggarkan program makan gratis atau yang diganti dengan nama makanan bergizi. Anggaran program ini pun disiapkan sekitar Rp7,1 triliun pada APBN 2025, di mana realisasi dan pelaksanaan awalnya akan dikelola melalui dapur sehat.
Dandim 1615, Letkol Inf Bayu Sigit Dwi Untoro mengatakan bahwa program makan bergizi akan dijalankan melalui dapur sehat yang akan dimulai setelah presiden terpilih dilantik pada Oktober mendatang, di mana saat ini sedang dalam pembangunan dapur sehat. “Jadi program ini pada tahap pertama sudah mulai dibangun dapur sehatnya terlebih dahulu di Mataram,” ungkapnya, Jumat (19/07/2024).
Keberadaan dapur sehat nantinya akan dibangun di semua kecamatan, namun pada tahp pertama dimulai dari Kota Mataram. Dalam program makanan bergizi sendiri nantinya dalam satu dapur sehat akan menyasar maksimal 3 ribu orang, baik dari sekolah tingkat bawah hingga ibu hamil. “Satu dapur akan menyasar 3 ribu orang mulai dari TK, SD, SMP dan ibu hamil,” terangnya.
Nantinya keberadaan dapur sehat akan disesuaikan dengan jumlah siswa-siswi dan ibu hamil yang ada di setiap kecamatan. Misalnya dalam satu kecamatan jumlahnya lebih dari 3 ribu orang, maka akan dibangun 2-3 dapur sedekah sesuai dengan jumlah sasaran yang ada. “Jadi nanti ke depan akan dilihat kebutuhan jumlah sasaran, misalnya dalam satu kecamatan terdapat 7.500 orang maka akan dibangun 2 atau 3 dapur sehat,” jelasnya.
Sementara diungkapkan Dandim 1615 itu, Lombok Timur akan mulai dibangun dapur sehat pada tahap kedua yang lokasinya telah ditetapkan yakni di wilayah Labuhan Haji berdekatan dengan Koramil. Nantinya melalui dapur sehat itu akan langsung didistribusikan makanan bergizi ke setiap sekolah dan sasaran yang ada. “Di dapur sehat itu nanti ada pegawai yang kita rekrut untuk menyediakan makanan, bahkan akan didampingi oleh ahli gizi yang disiapkan dari pusat,” tuturnya.
Keberadaan ahli gizi sangat penting adanya dalam dapur sehat untuk makanan bergizi bagi siswa-siswi dan ibu hamil tersebut. Sebab nantinya mereka yang akan memantau setiap makanan dan dipastikan bergizi untuk mencegah dan penanganan stunting.
“Jadi ahli gizi sudah ada yang diseleksi dari pusat sehingga dapat dipastikan makanan ini benar-benar sehat bagi sasaran. Nantinya mereka akan mengecek kandungan gizi pada menu yang disediakan setiap harinya,” ucapnya.
Untuk persiapan program makan bergizi tersebut, dijelaskan Bayu Sigit bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap sasaran di setiap kecamatan sesuai kondisi di lapangan dan disinkronisasi dengan data dari Dikbud serta Kemenag.
“Jadi kita tidak ingin data itu tidak sinkron pada saat program itu sudah mulai berjalan, jangan sampai ada siswa-siswi sekolah dan ibu hamil yang tidak menjadi sasaran,” pungkasnya.
Diharapkan dari program makanan bergizi dapat mengentaskan stunting demi menuju Indonesia Emas 2045 mendatang sesuai dengan yang terus digaungkan oleh pemerintah. (den)