Lombok Utara (Inside Lombok) – Penurunan stunting di Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada 2024 telah mencapai 13,5 persen dari target 14 persen. Dengan sisa waktu 1,5 bulan sebelum akhir tahun, diyakini akan mampu mencapai target tersebut. Bahkan upaya penurunan angka stunting dengan program-program yang ada, pelaksanaannya sudah mencapai 90 persen.
Program-program yang diterapkan di Pemda KLU untuk penurunan stunting, diantaranya ada program kegiatan tematik yang bersumber dari Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang memang merupakan program BKKBN. Kegiatannya sudah dilaksanakan sejak Januari 2024 sampai sekarang. Mulai dari identifikasi masyarakat yang keluarga stunting, melakukan audit kasus stunting, rapat koordinasi, penguatan tenaga lini lapangan dan lainnya sudah berjalan.
“Pelaksanaannya itu sudah 90 persen. Sekarang ini capaian penurunan angka stunting masih sekitar 13,5 persen, iya dibawah 14 persen,” ujar Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (P2KBPMD) KLU, Mala Siswandi, Senin (18/11).
Sedangkan, untuk kegiatan-kegiatan yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) yang fisik untuk pengadaan sarana prasarana seperti laporan skopis, pengadaan IUD, pengadaan sarana prasarana mobilitas darat untuk pelaksanaan-pelaksanaan program KB dan penurunan stunting sudah terlaksana 100 persen. Sekarang ini tinggal penguatan tenaga, kapasitas, serta program di dalam menyamakan persepsi antar pemerintah daerah dan pemerintah desa.
“Alhamdulillah itu sudah terlaksana, kita lihat ada beberapa desa sudah dianggap mendapat predikat penurunan stunting tercepat dan lain sebagainya. Ini berkat kerjasama semua leading sektor, seluruh OPD dan seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Kendati demikian, masih ada beberapa kecamatan yang masih menjadi perhatian pada penurunan angka stunting ini. Yakni di Kecamatan Bayan, wilayah tersebut menjadi perhatian besar pemkab Lombok Utara. Karena dari sisi luas wilayah cukup luas dan masyarakatnya banyak. Kemudian, dari sisi budaya dan sebagainnya tentu harus disesuaikan dengan program-program untuk mempercepat penurunan stunting.
“Terutama yang menjadi perhatian, misalnya pernikahan dini dan pola hidup. Program-program ini yang perlu ditingkatkan bagaimana meningkatkan edukasi pola hidup sehat di tengah masyarakat Bayan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk kedepan angka stunting di Lombok Utara diupayakan sekecil mungkin. Saat ini pihaknya tinggal menyusun secara teknis capaian capaian yang lain. “Jadi harapan kita tahun depan, kalau trendnya ini sekitar 3-4 persen penurunannya pertahun. Tentu upaya-upaya lainnya harus lebih intens lagi,” demikian. (dpi)