27.5 C
Mataram
Minggu, 22 Desember 2024
BerandaDaerahNTBMarak Penipuan, Sepanjang Tahun Miliaran Rupiah Raib di NTB

Marak Penipuan, Sepanjang Tahun Miliaran Rupiah Raib di NTB

Mataram (Inside Lombok) – Kasus penipuan atau scam di NTB semakin marak. Aksi kejahatan ini bahkan menimbulkan kerugian hingga miliaran rupiah dalam setahun terakhir. Menanggapi hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan Indonesian Anti Scam Center (IASC) sebagai upaya untuk melindungi masyarakat terhadap kejahatan jasa keuangan.

Kepala OJK, Rudi Sulistyo mengungkapkan IASC telah beroperasi sejak dua tahun lalu dan melibatkan 16 bank, 5 penyedia jasa pembayaran (PJB) dan 5 perusahaan e-commerce. Platform ini memungkinkan masyarakat untuk melaporkan kasus penipuan dan melacak aliran dana yang hilang. “Dengan IASC, kami berharap dapat memblokir dana yang telah ditransfer ke berbagai pihak dan mengembalikannya kepada korban,” ujarnya, Kamis (19/12).

Meskipun tidak semua kasus dapat diselesaikan sepenuhnya, terutama jika dana sudah berpindah tangan ke pihak lain, namun upaya pelacakan dan pemblokiran ini akan sangat membantu. Modus penipuan yang sering terjadi di NTB sangat beragam, mulai dari permintaan OTP (One Time Password), hacking akun, hingga penipuan berkedok investasi. Korban umumnya mengalami kerugian mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.

“Intinya skam di NTB ini banyak, aduan ke kami sampai miliaran setahun ini sebelum pengadaan IASC ini. Kasus penipuan yang paling banyak dilaporkan terjadi melalui platform PJB. Para pelaku biasanya meminta korban untuk mentransfer dana dan menyerahkan OTP mereka,” terangnya.

- Advertisement -

Ada juga kasus di mana pelaku berhasil menghack perangkat elektronik korban dan menguras seluruh saldonya. Rudy mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala bentuk penipuan dan tidak mudah percaya dengan tawaran yang menggiurkan. Masyarakat juga dihimbau untuk segera melaporkan setiap kasus penipuan yang dialami ke IASC melalui website resmi OJK.

“Dengan adanya IASC, kami berharap masyarakat dapat lebih tenang dan merasa terlindungi dari ancaman penipuan. Kami juga akan terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat agar semakin memahami modus-modus penipuan yang beredar,” imbuhnya. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer