Mataram (Inside Lombok) – Banjir yang terjadi di Kota Mataram mengakibatkan puluhan kendaraan roda empat banyak yang rusak. Evakuasi kendaraan yang berada di sungai masih dilakukan hingga Selasa (8/7) siang oleh tim.
Kendaraan yang rusak akibat banjir akhir pekan kemarin mulai diderek ke bengkel resmi baik yang ada di Mataram maupun Lombok Barat. Salah satu bengkel yang saat ini yang mulai banyak menampung mobil korban banjir yaitu bengkel resmi Toyota. Jumlah mobil yang sudah diterima hingga 20 an unit mobil.
“Untuk korban banjir ini ada kategori sedang, ringan dan berat. Itu ada yang sudah masuk karpet, ada yang sudah setengah di atas jok dan ada yang sudah full,” kata Kepala Bengkel Resmi Toyota, I wayan Sudarsana.
Untuk tingkat kerusakan kendaraan berbeda-beda. Ketinggian air pada saat banjir di beberapa wilayah di Kota Mataram berbeda-beda dan paling tinggi hingga 2,5 meter.
Jika banjir hanya sampai setengah ban mobil maka nantinya hanya pemeriksaan sekitar roda. Biasanya memeriksa kondisi rem yang terkena air yang sudah mulai bunyi jika dioperasikan. “Rem lengket, ada juga yang mulai seret karena kena lumpur dan ini yang kita focus bagian bawa,” ujarnya.
Namun untuk kondisi air yang sudah masuk sampai karpet mobil maka akan mengganggu beberapa spare part mobil. “Ada juga ECU itu harus kita lakukan pengecekan. Kita harus cek bagian bawah mesin,” katanya.
Ia menerangkan, jika perbaikan tidak terlalu parah atau rusak ringan biasanya biaya yang harus dikeluarkan minimal Rp10 juta. Namun dengan melihat kondisi rata-rata mobil warga saat ini biaya yang harus dikeluarkan di atas Rp100 juta. “Itu kerusakan berat di atas Rp100 juta. Ini jika komponen ini mengalami kerusakan. Tapi kan kasus mobil ini kondisinya berbeda-beda,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pengelola bengkel dan penjual spare part kendaraan roda empat di Mataram, Yen mengatakan, rata-rata mobil yang ada di BTN Riverside diserahkan dealer masing-masing. “Itu nanti kita tidak tahu berapa karena di over ke dealer dan kembali ke aslinya,” katanya.
Ia mengaku hanya memperbaiki satu unit kendaraan konvensional yang terkena banjir. Bahkan kondisi kendaraannya saat ini juga belum ketahui masih bisa hidup atau tidak. Karena pasca banjir yang terjadi, diderek ke bengkel untuk diperbaiki. “Ini hanyut. Tapi tidak jauh sekitar 50 meter dan untung nyangkut,” katanya.
Menurutnya, perbaikan mobil open cup dengan merek Panther ini dinilai tidak terlalu sulit. Jika dibandingkan dengan kendaraan sekarang yang menggunakan sistem ECU (Electronic Control Unit) yang dinilai lebih sulit. “Ini kan konvensional. Nama mobilnya Isuzu Panther. Kita tidak berani terima yang lain,” katanya. (azm)