Lombok Timur (Inside Lombok) – Asosiasi Kecimol (AK) NTB mengadukan maraknya joget anco-anco ke DPRD Lombok Tengah (Loteng) pada Senin (22/9), karena dinilai meresahkan dan berdampak negatif pada citra kecimol di NTB.
Ketua AK NTB, Hardy GGR, mengatakan joget anco-anco yang kerap diiringi kecimol bukan berasal dari anggota asosiasi. Ia menegaskan pertunjukan itu dilakukan oleh oknum sanggar seni dan kelompok kecimol di luar keanggotaan AK NTB. “Kami juga resah selaku sesama seni kecimol dengan adanya anco-anco yang berdampak negatif terhadap kecimol yang tergabung di AK NTB,” ujarnya.
Hardy menilai keberadaan joget anco-anco memicu lahirnya sejumlah peraturan desa yang diskriminatif terhadap kecimol. Ia menyayangkan kebijakan itu muncul tanpa ada klarifikasi kepada asosiasi apakah pelaku pelanggaran merupakan anggota atau bukan.
Sebagai langkah lanjutan, AK NTB mengajukan audiensi dengan DPRD Loteng dan meminta dibuatkan peraturan daerah tentang kesenian, termasuk kecimol. Hardy menyebut pihaknya siap melibatkan aparatur desa, Satpol PP, hingga Bhabinkamtibmas untuk memantau dan membubarkan pertunjukan anco-anco di lapangan.
“Sekali-kali kita perlu tegas agar seni kita tidak dirusak oleh oknum ale-ale dan kecimol yang menurut saya sudah keterlaluan. Gara-gara ulah mereka, kecimol AK NTB juga kena dampaknya,” tegas Hardy.
