29.5 C
Mataram
Kamis, 25 April 2024
BerandaBerita UtamaAbrasi di Pantai Kuranji, Warga Pesisir Diimbau Tetap Waspada

Abrasi di Pantai Kuranji, Warga Pesisir Diimbau Tetap Waspada

Lombok Barat (Inside Lombok) – Abrasi yang terjadi di pesisir pantai Kuranji, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, merupakan fenomena tahunan yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem. BPBD dan pemerintah Desa tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. Hal ini juga mengakibatkan turut terdampaknya spot wisata dan para nelayan yang ada di sana.

“Itu juga karena gelombang besar dan angin kencang, ini adalah fenomena yang tidak bisa kita bantah. Karena ini kan rutinitas tahunan” ungkap Kades Kuranji Dalang, Sukaden, saat ditemui di Kantor Desa Kuranji, Selasa (08/12/2020).

Berdasarkan pantauan yang dilakukan pihaknya kemarin, gelombang di kawasan tersebut disebutnya cukup tinggi. Hingga kurang dari lima atau enam meter, sudah hampir menyentuh Talud yang ada di kawasan pantai tersebut.

Di mana sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan prediksi mengenai tinggi gelombang yang diperkirakan berpotensi mencapai 2,5 hingga 4 meter di kawasan perairan NTB.

- Advertisement -

“Kemarin itu sekitar pukul 12:00 Wita siang, mulai angin dan gelombang besar sampai pukul 17:00 Wita kemarin” tuturnya.

Ia bersama masyarakat sekitar pun berupaya untuk mengevakuasi fasilitas yang ada di sana. Seperti beberapa spot foto yang ada di pinggiran pantai. Guna menyelamatkannya dari hantaman gelombang.

Mengenai penanganan, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanggulangannya. Supaya abrasi yang terjadi tidak semakin parah.

“Kami coba berinisiatif untuk memasangkan karung yang diisi pasir atau talud, yang akan coba kita susun. Sehingga ketika gelombangnya sudah reda, badan pantai itu bisa tetap aman” jelasnya.

Karena, lanjut dia, sekitar 250 hingga 300 meter panjang titik yang menjadi lokasi wisata bahari di kawasan tersebut perlu diamankan dari abrasi.

Selain terdampak di sisi pariwisata, masyarakat yang menjadi nelayan di kawasan pantai Kuranji pun turut merasakan dampaknya. Mereka terpaksa harus libur melaut. Sehingga perahu mereka untuk saat ini sudah diamankan dan dinaikkan ke badan jalan.

“Jadi semua masyarakat kita yang menjadi nelayan yang jumlahnya ratusan itu sudah mengamankan dan mengikat perahunya. Kita himbau kepada mereka untuk sementara tidak melaut dulu. Karena kondisi cuaca sangat ekstrem” pesan Kades Kuranji Dalang ini.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Lobar, Mahnan, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku bahwa tindakan penanganan yang dilakukan apabila abrasi kian parah. Maka penyelamatan masyarakat yang terdampak adalah hal utama dan menjadi prioritas, termasuk dengan melakukan relokasi. Walaupun masyarakat di daerah pantai tersebut merasa terbiasa dengan abrasi yang menjadi fenomena tahunan.

“Kalaupun ada fasilitas yang bisa dievakuasi, ya tentunya, namanya ini kan bencana alam, mana yang bisa kita selamatkan harus kita selamatkan” ujar Mahnan.

Tetapi, kata dia, yang jelas ketika situasi sudah kembali normal, pemerintah dan pihak terkait tentu akan melakukan rekonstruksi kembali. Aabila memang terdapat fasilitas yang rusak akibat fenomena tersebut. Baik itu yang sifatnya pemulihan, atau pun dengan membuatkan talud lagi atau memasang tanggul yang dapat menghalangi atau memecah ombak.

Kendati fenomena abrasi ini merupakan peristiwa yang terjadi setiap tahun. Akan tetapi, diakui Mahnan, bahwa tetap perlu dilakukannya kajian mengenai solusi permanen sebagai bentuk mitigasi.

“Dulu kan pernah memang dibuatkan talud di sana, tapi kekuatan manusia ini kalah ketika datang kekuatan alam yang lebih besar” ujar Kalak BPBD Lobar ini.

Pemerintah diakuinya juga tetap berupaya untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi.

Salah satunya melalui peringatan dini berdasarkan hasil perkiraan cuaca yang bisa diamati oleh BMKG. Sehingga pihak terkait bisa saling berkoordinasi untuk memberi himbauan kepada masyarakat.

Termasuk apabila kondisi kian membahayakan, maka, kata dia, masyarakat pesisir harus siap direlokasi. Walaupun ketika direlokasi dulu beberapa tahun yang lalu masyarakat setempat yang tinggal di daerah pesisir menolak dan tetap kembali ke pinggir pantai.

Kalak BPBD Lobar ini pun tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tetap selalu waspada. Baik himbauan melalui Camat, Kades, maupun Bhabinkamtibmas setempat. Guna mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Karena anomali cuaca adalah hal yang tidak selalu tepat prediksi.

- Advertisement -

Berita Populer