25.5 C
Mataram
Jumat, 29 Maret 2024
BerandaBerita UtamaAktivis Minta Wacana Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Dikaji Kembali

Aktivis Minta Wacana Pembangunan Kereta Gantung Rinjani Dikaji Kembali

Lombok Tengah (Inside Lombok) – Wacana pembangunan kereta gantung di kawasan Gunung Rinjani yang rencananya akan dibangun di Desa Karang Sidemen, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) masih menjadi perbincangan hangat di kalangan aktivis lingkungan.

Duta Lingkungan NTB 2020, Agustina Rahmawanti mengaku tidak setuju dengan rencana pembangunan fasilitas tersebut. Ia menilai pada proses pemasangan tiang pancang kereta gantung tentu akan sangat merusak kondisi hutan yang saat ini masih terjaga dengan baik.

“Kemarin diomongin itu ada 149 tiang pancang yang akan dipasang di Karang Sidemen dan Lantan sampai ke pelawangan, itu katanya tidak merusak lingkungan, (tapi) itu sebenarnya merusak sih, ” katanya.

Dikatakan Agustina, pembangunan tiang pancang dari kereta gantung tersebut tidak akan dipasang dengan kedalaman 1-2 meter, melainkan sampai berpuluh-puluh meter. Hal ini disebutnya berpotensi mengganggu ekosistem yang ada di dalam hutan. “Saya jelas sangat tidak setuju dengan adanya pembangunan kereta gantung ini,” tegasnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Pembina Duta Lingkungan NTB, Lalu Amrillah mengatakan pembangunan kereta gantung yang diwacanakan pemerintah ini harus dikaji kembali. “Jika pembangunan tersebut melewati hutan maka tentu akan berdampak terhadap ekosistem yang ada di dalam hutan seperti flora dan faunanya,” ujarnya.

Selain itu juga dia menilai pembangunan tersebut harus memiliki dampak terhadap kesejahteraan masyarakat terutama warga yang berada di wilayah bagian utara juga perlu dipikirkan, sehingga wacana pembangunan mega proyek ini berjalan dengan aman dan lancar.

“Kesejahteraan masyarakat terutama warga yang berada di wilayah bagian utara juga perlu dipikirkan,” ujarnya. Ia berharap agar pihak terkait mencarikan solusi terbaik agar jangan sampai mengeksploitasi hutan yang ada saat ini. (fhr)

- Advertisement -

Berita Populer