31.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaBerita UtamaDikes Kesulitan Treking Riwayat Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Anak di Lobar

Dikes Kesulitan Treking Riwayat Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Anak di Lobar

Lombok Barat (Inside Lombok) – Seorang pasien anak berusia enam tahun asal Labuapi, Lombok Barat (Lobar) diduga mengalami gagal ginjal akut, sebelumnya akhirnya meninggal dunia pada Agustus lalu. Kendati, Dinas Kesehatan (Dikes) Lobar kesulitan melakukan treking riwayat obat yang pernah dikonsumsi pasien tersebut, untuk mengetahui apakah penyebab gagal ginjal salah satunya adalah obat yang dikonsumsi.

“Karena ini kasus lama, jadi agak sulit untuk mencari sampel obat yang diminum,” kata Kabid P3KL Dikes Lobar, dr. H. Ahmad Taufik Fathoni, Kamis (20/10/2022). Diterangkan, pasien anak tersebut adalah kasus gagal ginjal akut pertama pada anak yang ditemukan di Lobar, dan itu pun sudah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Provinsi kemarin menyampaikan satu nama dan sudah kami telusuri. Kasus ini sebenarnya 26 Juli dia masuk RSUD Tripat dan setelah diperiksa lengkap, ternyata hasilnya gagal ginjal akut,” terangnya.

Karena saat itu kondisi pasien disebutnya tak kunjung membaik, pada 28 Juli dirujuk ke RSUD NTB. Di sana pasien tersebut juga didiagnosa gagal ginjal. Lalu setelah dua hari dirawat di sana, pasien tersebut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah, Bali.

- Advertisement -

“Di Sanglah, masuk ruang intensifnya anak, tanggal 2 Agustus meninggal. Diagnosa di Sanglah sama, yaitu gagal ginjal akut pada anak, dan mungkin Sanglah juga sudah melaporkan kasus ini ke Kemenkes,” tutur dia.

Kejadiannya pun disebut begitu cepat, seminggu mengeluh sakit lalu kondisi pasien langsung parah. “Karena ini kasus lama, untuk kita tahu kenapa dia kena gagal ginjal ini memang sampai sekarang kan tidak ada yang tahu. Apakah dari obat, apakah dari makanan, tapi yang jelas kasus ini ada di Lobar,” terangnya.

Gejala yang paling dirasakan dalam catatan setelah dilakukan pemeriksaan oleh RSUD Tripat, di antaranya mual, muntah, nyeri perut dan demam selama tiga hari sebelum masuk rumah sakit. “Setelah di rumah sakit diperiksa semua hasil laboratoriumnya, ada ditemukan kelainan di ginjal,” imbuhnya.

Keluhan yang paling banyak disampaikan penderita gagal ginjal akut, disebut Fathoni yang paling mencolok itu terkait dengan ritme buang air kecil anak. Sehingga gejala itu yang dijadikan patokan. Karena gejala demam dan yang lainnya hanyalah gejala penyerta.

“Yang patut diwaspadai itu saat anak tidak bisa kencing paling tidak 6-12 jam tidak kencing, apalagi sampai seharian. Anak ini (pasien gagal ginjal) yang di Lobar ini juga termasuk dia gangguan kencing,” tutupnya. (yud)

- Advertisement -

Berita Populer