32.5 C
Mataram
Kamis, 18 April 2024
BerandaBerita UtamaInovasi dari Desa Danger, Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM Tak Dilirik Pemprov

Inovasi dari Desa Danger, Mengubah Sampah Plastik Menjadi BBM Tak Dilirik Pemprov

Lombok Timur (Inside Lombok) – Desa Danger, Kecamatan Masbagik, Kabupten Lombok Timur sejak tahun 2018 sudah berhasil membuat inovasi berupa mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun inovasi tersebut tidak dilirik oleh Pemprov NTB.

Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi mengatakan bahwa inovasi yang diciptakan itu sudah berhasil menjuarai teknologi tepat guna pada tahun 2018 di Kabupaten Lombok Timur. Bahkan pada tahun 2020 inovasi yang ia ciptakan sudah mampu bersaing di tingkat nasional.

“Kita membuat inovasi seperti ini guna membantu program dari pemprov. Tapi ternyata inovasi yang kami ciptakan tidak sama sekali mendapat apresiasi dan bantuan dari pemrov,” tuturnya.

Lanjut Kaspul, dengan inovasi tersebut ia mampu mengubah sampah plastik menjadi tiga bahan bakar yang berbeda seperti solar, minyak tanah, dan bensin. Selain itu juga, inovasi tersebut dapat mengurangi limbah plastik dan juga memberdayakan SDM di desanya.

- Advertisement -

“Dengan satu kilogram sampah plastik, kita bisa membuat tiga bahan bakar berbeda dengan jumlah masing-masing satu liter. Untuk itu kami meminta dukungan dari pemda maupun pemprov agar dapat mengembangkan inovasi ini,” jelasnya.

Beberapa kali ia mengajukan permohonan bantuan ke Pemprov NTB. Namun tidak ada tindak lanjut yang ia terima. Sehingga ia merasa kebingungan seperti apa program zero waste yang diinginkan pemprov.

“Sama sekali tidak ada bantuan dari pemprov untuk mengembangkan inovasi ini. Kami mampu bersaing di tingkat nasional, tapi dukungan untuk mengembangkan inovasi ini dari pemprov tidak ada,” jelasnya.

Alat yang diciptakan untuk inovasi teresebut masih berbahan dari besi yang mudah berkarat. Sehingga ia ingin membuat alat tersebut dengan menggunakan stainless. Agar BBM yang diciptakan tidak terkontaminasi oleh karat.

“Kami kemarin menghabiskan dana sekitar Rp40 juta untuk membuat satu mesin dari bahan besi dan kami ingin menggantinya agar BBM tidak terkontaminasi. Untuk itu, kami memohon bantuan dari pemerintah untuk membantu kami mengembangkan inovasi ini,” katanya

Kaspul berharap agar inovasi ini dilirik oleh pemerintah. Sehingga dapat dikembangkan lagi dan mampu mengatasi masalah sampah plastik di NTB. Dengan inovasi tersebut juga membantu pemprov dalam program zero waste.

- Advertisement -

Berita Populer