25.5 C
Mataram
Sabtu, 20 April 2024
BerandaBerita UtamaKetika Bupati Lobar Bicara Soal Peran Ibu

Ketika Bupati Lobar Bicara Soal Peran Ibu

Lombok Barat (Inside Lombok) – Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP), Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Istri Wakil Rakyat (ISWARA) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar peringatan Hari Ibu Ke-90. Bupati Lobar H Fauzan Khalid juga memberikan tanggapannya tentang keluarga dan peran seorang ibu.

Tema yang diangkat ialah bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa. Subtema Perempuan sebagai ibu bangsa berperan mewujudkan ketahanan keluarga sebagai pilar membangun negara yang adil dan sejahtera, berlangsung hikmat di Halaman Kantor Camat Batu Layar, Rabu, (26/12/2018).

Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu Nur Hikmah Baehaqi menyampaikan Peringatan Hari Ibu Ke-90, selain bertujuan meningkatkan peran perempuan indonesia dalam setiap aspek kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.

“Makna dari Peringatan hari ibu ini tentunya bukan semata-mata hanya kewajiban seremonial saja, namun juga untuk mengingatkan kita semua pada perjuangan para pendahulu dalam memperjuangkan hak para perempuan dalam memberikan kontribusi pada pembangunan,” katanya.

- Advertisement -

Peringatan hari ibu tahun ini dirangkai dengan penyerahan paket sembako sebanyak 410 paket dan pelayanan KB kepada warga masyarakat yang terdampak bencana gempa beberapa bulan lalu di wilayah Kecamatan Batu Layar.

Sementara itu, Bupati Lobar H. Fauzan Khalid menyampaikan Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, peran keluarga sangat menentukan kualitas bangsa. Ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian individu.

“Bisa kita katakan bahwa keluarga merupakan pondasi untuk tumbuh kembangnya sebuah bangsa. Jika pondasi kuat dan kokoh, maka bangunan di atasnya dapat berdiri tegak, awet dan tahan guncangan,” katanya.

Namun, saat ini masih banyak pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia dalam membangun ketahanan keluarga. Diantaranya tingkat perceraian yang tinggi, masih banyaknya kekerasan, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, radikalisme dan pudarnya semangat nasionalisme. Itu semua merupakan wajah buruk tentang rapuhnya kondisi keluarga Indonesia.

“Baik buruknya anak-anak kita yang akan menjadi penerus bangsa ini sangat ditentukan oleh baik buruknya didikan di dalam keluarga. Oleh karena itu sebuah keluarga tempat anak dididik haruslah merupakan sebuah keluarga ideal, di mana antara suami dan istri harus memahami tugas masing-masing dalam keluarga,”terangnya.

Sosok ayah yang ideal akan mampu memainkan perannya dalam membentuk karakter anak. Misalnya, mendorong anak berani mengambil risiko, menjadi panutan akan prestasi, dan merangsang aktifitas fisik. Sementara seorang ibu harus juga mampu memainkan peranannya, misalnya sebagai pelindung, mengajarkan disiplin dan merangsang kepekaan mental dan emosional.

“Kedua peran yang berbeda ini bila dilaksanakan dengan maksimal, maka secara perlahan tapi pasti akan mengisi watak anak-anak kita,” ucapnya.

Untuk itu sangat tepat tema peringatan hari ibu tahun ini yakni agar peran kedua belah pihak, yaitu laki-laki dan perempuan dalam keluarga harus ditingkatkan. Tanggung jawab pendidikan keluarga tidak hanya milik sang ibu, tetapi juga sang ayah. Keduanya harus berpadu agar anak-anak yang dididiknya dapat sukses dunia akhiratnya, dan dapat terbang tinggi menggapai cita-cita untuk kesejahteraan bangsanya.

“Marilah kita satukan kekuatan, potensi dan energi yang kita miliki untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, dan menjadi negeri yang Toyyibatun wa Robbun Ghofuur,” harapnya.

- Advertisement -

Berita Populer