26.5 C
Mataram
Jumat, 3 Mei 2024
BerandaBerita UtamaMinta Keadilan, Pengusaha Ikan Koi Surati Presiden RI

Minta Keadilan, Pengusaha Ikan Koi Surati Presiden RI

Mataram (Inside Lombok) – Pengusaha ikan koi Ni Kadek Sri Dewi Damayanti yang mengalami kerugian akibat banjir Jumat (17/6/2022) lalu masih I berusaha meminta keadilan. Upaya yang dilakukan saat ini yaitu dengan mengirim surat secara pribadi kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Dewi menyebut banjir yang menerjang kolam ikan koi miliknya akibat jebolnya bendungan Meninting Lombok Barat yang masih proses pembangunan. Surat yang dilayangkan kepada Presiden RI tersebut karena Balai Wilayah Sungai (BWS) belum memberikan respon terhadap keluhan masyarakat.

“Karena pihak BWS itu tidak ada turun tangan ya. Yang ada cuma pembahasan-pembantahan. Kemarin saya dapat informasi pihak BWS mengatakan lokasi kolam saya ini dekat dengan bibir sungai,” katanya, Rabu (20/7).

Padahal lanjut Dewi, jarak kolam koi dengan bibir sungai yaitu sekitar 100 meter. Dengan persoalan yang terjadi, dia meminta melalui surat tersebut kepada Presiden Joko Widodo untuk membantunya. Karena akibat dari banjir tersebut, kerugian yang dialami hampir Rp2 miliar. Surat yang sudah dibuat tersebut direncanakan akan dikirim ke Presiden Joko Widodo Kamis (21/7) besok.

- Advertisement -

“Ini kan proyek Presiden. Saya minta diinvestigasi dan pembangunan bendungan ini benar-benar diawasi biar tidak merugikan masyarakat estimasi hampir Rp2 miliar saya rugi. Karena ada indukan yang mati,” tuturnya.

Berdasarkan data yang dimiliki, akibat banjir yang terjadi sebanyak 28 masyarakat mengalami kerugian. Dimana, lahan pertanian mereka terendah lumpur. “Mereka memiliki sawah dan UKM yang saya didik itu ada lima termasuk saya sendiri,” ujarnya.

Selain mengalami kerugian karena ikan koi mati, Dewi mengaku saat ini belum bisa beroperasi kembali. Pasalnya, untuk membersihkan lumpur yang memenuhi kolam ikan membutuhkan waktu sekitar sebulan.

“Bisa kita itu sampai setahun memulihkan kolam ini. Kita tidak bisa produksi, kita tidak bisa menjual. Ini Namanya kita mati total,” keluhnya.

Ditegaskannya, usaha yang dijalankan sejak tahun 2015 lalu. Namun baru pertama kali diterjang banjir dan membuatnya rugi setelah adanya proyek pembangunan bendungan. Luas kolam yang dijadikan sebagai usaha koi seluar 70 are di Desa Mambalan Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer